Scroll untuk baca artikel
BeritaOgan IlirPendidikanSekolah

40 Tahun Zuriati Mengabdi, Dari Kepala Sekolah Termuda hingga Purnabakti ‘Selamat Jalan Seragam Guru’

×

40 Tahun Zuriati Mengabdi, Dari Kepala Sekolah Termuda hingga Purnabakti ‘Selamat Jalan Seragam Guru’

Sebarkan artikel ini
Zuriati, SPd, Kepala SDN 16 Tanjung Batu. (Foto: Tribunepos)
Laporan Jurnalis: Fadila Sangkut/ Tribunepos Ogan Ilir

OGAN ILIR, TRIBUNEPOS – Waktu seperti berlari cepat. Bagi Zuriati, SPd, Kepala SDN 16 Tanjung Batu, perjalanan panjangnya sebagai pendidik berakhir setelah lebih dari 40 tahun 2 bulan mengabdikan diri.

Di penghujung masa tugas, ia menatap kembali jejak langkahnya dengan perasaan campur aduk, ada haru, syukur, sekaligus bangga.

Momen paling berkesan baginya terjadi pada 2003, ketika ia diangkat menjadi kepala sekolah di usia yang relatif muda. Saat itu, belum genap 40 tahun, Zuriati dipercaya memimpin SDN 5 Tanjung Batu.

“Saya menjadi kepala sekolah termuda di kecamatan, dan itu amanah yang sangat membekas di hati,” kenangnya.

Menjadi guru, kata Zuriati, bukanlah cita-citanya sejak awal. Namun takdir membawanya menekuni profesi mulia itu.

“Seiring waktu saya menyadari, menjadi guru adalah kesempatan mendulang amal jariyah, menaburkan ilmu, dan memberi inspirasi bagi anak didik,” ujarnya.
Zuriati, SPd, Kepala SDN 16 Tanjung Batu. (Foto: Tribunepos)

Dari ribuan murid yang pernah diajar, Zuriati justru merasa banyak belajar. Ia menuturkan pelajaran terbesar datang dari sikap murid-muridnya yang pantang menyerah.

“Hidup harus menerima. Tidak peduli dilahirkan dari keluarga seperti apa, semangat belajar tetap menjadi kunci menyongsong masa depan,” katanya.

Kini, setelah resmi purnabakti, ada hal yang paling ia rindukan, gema suara anak-anak di sekolah dan kebersamaan hangat bersama rekan sejawat.

“Rasanya nano-nano, sulit dideskripsikan ketika melepas seragam guru untuk terakhir kalinya,” ucapnya lirih.

Bagi Zuriati, satu kata yang merangkum perjalanannya hanyalah “perjuangan”. Perjuangan yang menurutnya hanya bisa dikenang jika dijalani dengan hati tulus.

“Berdedikasi dengan ketulusan, karena hati yang tulus akan selalu bermuara pada kebaikan,” pesannya.

Kepada generasi guru muda, ia menitipkan harapan sederhana, teruslah berbuat baik dengan ikhlas.

“Setiap masa ada orangnya, dan setiap orang ada masanya. Apa yang kita tabur, itulah yang akan dituai,” ujar Zuriati, menutup kisah empat dekade pengabdiannya.

**