KENDARI, TRIBUNEPOS – Menginjakkan kaki di Kendari, ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara, seakan membawa kita ke sebuah cerita yang dipenuhi warna-warni kehidupan pesisir. Petualangan ini dimulai dari Bundaran Mandonga, landmark yang kerap dianggap sebagai titik nol kota ini.
Di pagi hari, Bundaran Mandonga terlihat hidup dengan aktivitas warga lokal. Dikelilingi taman hijau yang asri, bundaran ini menjadi oase di tengah hiruk-pikuk kota. Pohon-pohon tropis yang rindang dan bunga-bunga yang mekar menambah kesan segar dan sejuk.
Berjalan menyusuri jalan-jalan utama di Kendari, kita akan disuguhi pemandangan bangunan modern yang berdampingan harmonis dengan arsitektur tradisional Sulawesi Tenggara. Sentuhan seni ukir khas daerah memperkaya estetika kota, menciptakan harmoni antara masa lalu dan masa kini.
Namun, daya tarik Kendari tidak berhenti di situ. Pantai-pantainya, seperti Pantai Pasar Wajo dan Pantai Nambo, menawarkan panorama menakjubkan yang seolah mengundang kita untuk menikmati setiap detik keindahan alamnya. Pasir putih yang halus dan air laut yang jernih menjadi tempat sempurna untuk bersantai. Jangan lupa mencicipi makanan laut segar yang dijajakan di warung-warung sepanjang pantai sambil menikmati matahari terbenam yang memesona.
Kendari juga memancarkan pesona budaya yang kaya. Festival Budaya Wakatobi adalah salah satu acara yang tidak boleh dilewatkan. Di sini, kita bisa menyaksikan keanekaragaman budaya lokal yang dipamerkan dengan penuh semangat dan kebanggaan.
Bagi para pecinta alam, hutan-hutan tropis di sekitar Kendari menawarkan petualangan tak terlupakan. Taman Nasional Wakatobi menjadi destinasi favorit bagi para penyelam dan pecinta alam, menghadirkan pemandangan bawah laut yang memukau dan keanekaragaman hayati yang luar biasa.
Kota Kendari tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga keramahan masyarakatnya yang membuat setiap pengunjung merasa seperti di rumah. Dengan segala pesonanya, Kendari layak menjadi destinasi utama untuk menjelajahi keindahan Sulawesi Tenggara. (*)