KAYUAGUNG, TRIBUNEPOS.COM – Ruas jalan tol Kayu Agung-Palembang kembali menjadi sorotan. Pengguna jalan tol mengeluhkan kondisi aspal yang masih berlobang dan bergelombang, menyebabkan ketidaknyamanan dan bisa mengakibatkan kerusakan kendaraan.
Masalah ini telah memicu berbagai reaksi, mulai dari protes pengguna jalan hingga kritik pedas dari anggota DPR RI.
Kondisi jalan tol yang buruk telah menjadi topik hangat di kalangan masyarakat pengendara. Salah seorang pengurus Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Ogan Komering Ilir (OKI), yang sering melintasi tol tersebut, menyuarakan keluhannya.
“Jalan tol Kayu Agung-Palembang ini bergelombang dan berlobang. Kami di dalam mobil seperti menaiki kapal di laut, sangat tidak nyaman,” ujar Seringguk Umang pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Kondisi ini tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi juga membahayakan keselamatan. Beberapa pengendara melaporkan ban mobil mereka bocor atau bahkan pecah saat melintasi tol ini.
“Bayangkan, jalan tol yang seharusnya mulus malah membuat mobil kami rusak,” keluh Nova (38) seorang pengendara lainnya.
Ketidakpuasan terhadap Tarif Tol
Ketidakpuasan tidak hanya muncul dari kondisi jalan, tetapi juga dari tarif tol yang dinilai tidak sepadan dengan layanan ya
ng diberikan. Tarif sekitar Rp 50.000 dirasa terlalu mahal mengingat kondisi jalan yang buruk dan lampu penerangan yang belum banyak terpasang.
“Jalan tol yang jelas-jelas bayar saja begini modelnya, jadi nggak heran banyak pengendara yang mengeluh,” tambah pengurus PPWI OKI.
Ia menegaskan bahwa pengguna jalan berhak mendapatkan fasilitas yang layak sesuai dengan tarif yang dibayarkan.
Kritik dari Anggota DPR RI
Sebelumnya, anggota DPR RI, Ishak Mekki, turut memberikan kritik tajam terhadap kondisi jalan tol Kayu Agung-Palembang. Menurutnya, sejak awal jalan tol ini digunakan, kondisinya sudah tidak memadai.
“Memang benar rusak dan dari awal sudah kami suarakan dengan lantang ke Kementerian PUPR. Kok bisa jalan baru selesai uji kelayakan sampai diresmikan kondisinya seperti ini?” ujarnya, dikutip dari Tribunsumsel.com.
Ishak menambahkan bahwa kondisi aspal yang tidak mulus jelas berdampak pada kenyamanan dan keselamatan pengendara.
“Ini yang kami sesali, karena jalan tol bukan jalan biasa dan dananya pun sangat besar. Semestinya menghasilkan jalan berkualitas, mengingat pengendara sudah membayar untuk melintas,” ujarnya.
Asumsi Konstruksi Gagal dan Dugaan Korupsi
Pengamat konstruksi jalan dan aktivis Sumatera Selatan juga menyoroti masalah ini. Mereka menduga adanya kesalahan perencanaan atau bahkan korupsi dalam proyek pembangunan jalan tol tersebut.
“Jika perencanaannya benar dan pelaksanaannya tepat, kondisi jalan tol tidak akan seperti ini,” ujar Maman seorang aktivis dari GEMAKO Sumsel.
Mereka juga berharap aparat penegak hukum dapat menyelidiki lebih dalam terkait kondisi jalan tol yang terus diperbaiki namun tetap rusak tak kunjung mulus.
Mengapa Kondisi Jalan Tol Tidak Kunjung Membaik?
Berbagai spekulasi muncul terkait alasan di balik kondisi jalan tol yang buruk. Salah satu faktor yang diungkap adalah konstruksi yang tidak sesuai standar.
Ishak Mekki bahkan menyebut tol Lampung-Palembang, khususnya ruas tol Pematang Panggang-Kayu Agung-Palembang, memiliki kualitas yang paling jelek.
“Ini kalau saya boleh menyebut konstruksi gagal, karena tidak ada alasan jalan tol dibangun di atas rawa atau tanah lembek. Mengingat semua proses menentukan hasil konstruksinya,” papar Ishak.
Aktivis lainnya menduga adanya korupsi dalam proyek ini. Mereka menyebutkan bahwa meskipun perbaikan terus dilakukan, kondisi jalan tetap tidak membaik.
“Seharusnya kalau dikerjakan dengan benar dan perencanaan benar, kami rasa tidak demikian,” tambahnya.
Masyarakat Sumatera Selatan sangat berharap adanya perbaikan menyeluruh terhadap jalan tol Kayu Agung-Palembang.
Pengguna jalan tol menginginkan kenyamanan dan keamanan saat melintas, sesuai dengan tarif yang mereka bayarkan.
“Pengelola jalan tol harus mengambil tindakan nyata untuk meningkatkan kualitas jalan tol ini. Jangan sampai pengguna jalan terus dirugikan,” kata seorang pengendara, Nova.
Aktivis mengingatkan bahwa pengelolaan dan pengawasan jalan tol perlu ditingkatkan.
Kondisi jalan tol Kayu Agung-Palembang yang berlobang dan bergelombang tidak hanya menjadi masalah kenyamanan, tetapi juga keselamatan.
Harapan masyarakat adalah agar pihak terkait segera melakukan perbaikan menyeluruh dan memastikan tarif yang dibayarkan sesuai dengan kualitas jalan yang diterima. (*)
Tribunepos.com akan terus memantau perkembangan ini dan memberikan informasi terkini kepada pembaca.
Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan refleksi bagi pihak pengelola dan pemerintah untuk segera memperbaiki kondisi jalan tol Kayu Agung-Palembang demi kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan.