Scroll untuk baca artikel
ArtikelBengkuluBeritaPendidikanSejarahSumsel

Buku Syair Si Pahit Lidah, Terbit 1938: Legenda dari Tanah Sumatera Selatan

×

Buku Syair Si Pahit Lidah, Terbit 1938: Legenda dari Tanah Sumatera Selatan

Sebarkan artikel ini
Foto: Buku Syair Si Pahit Lidah, tahun terbit 1938. (Sumber: Ist)

TRIBUNEPOS.COM – Kisah Si Pahit Lidah adalah salah satu cerita legendaris yang mengakar kuat di Tanah Sumatera bagian Selatan.

Cerita ini telah menjadi bagian dari warisan budaya yang dituturkan secara turun-temurun, dengan berbagai versi berbeda di setiap wilayah di Sumatera Selatan.

Di versi Jambi, Si Pahit Lidah diceritakan dalam Undang-undang Piagam dan Kisah Negeri Jambi.

Naskah ini disalin oleh Ngebi Sutho Delago Periai Rajo Sari pada tahun 1937, berdasarkan salinan naskah Pasirah Laman Periai Pina Kawan Tengah.

Dalam versi Jambi, Si Pahit Lidah adalah seorang raja dengan gelar Dewa Sekerabah, yang memimpin Kerajaan Jambi pada masa pra-Islam.

Sementara itu, di dataran tinggi Palembang, khususnya di Pagar Alam, Si Pahit Lidah dikenal sebagai Serunting Sakti.

Versi ini menganggap Si Pahit Lidah sebagai sosok sakti yang memiliki kekuatan luar biasa.

Versi ini ditulis ulang oleh Tuan Ahmad Grozali bin Mengkeren Goemaij di Bumi Agung, Pagar Alam.

Ia menggambarkan Si Pahit Lidah, atau Serunting Sakti, sebagai anak dari Raksasa Poyang Panjang dan Tuan Putri Tenggang.

Kisah ini mengalami penulisan ulang yang signifikan oleh L. C. Westenenk, yang saat menjabat sebagai Residen di Palembang dan Bengkulu, membukukan kisah Si Pahit Lidah dalam buku berjudul Uit Het Land Van Bittertong.

Dalam buku tersebut, cerita Si Pahit Lidah yang dibawakan hampir serupa dengan versi Tuan Ahmad Grozali, mengungkapkan kisah Si Pahit Lidah sebagai anak dari Raksasa Poyang Panjang dan Tuan Putri Tenggang. (*)

Oleh: Tribunepos.umbaran.com

 

Jadilah bagian dari perjuangan Tribunepos, bangun Indonesia dengan Literasi!