Scroll untuk baca artikel
BeritaOgan IlirPilkadaPolitikSumsel

Tak Ada yang Berani Menantang Panca-Ardani di Ogan Ilir, Sekalipun Itu PDI Perjuangan

×

Tak Ada yang Berani Menantang Panca-Ardani di Ogan Ilir, Sekalipun Itu PDI Perjuangan

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Tak Ada yang Berani Menantang Panca-Ardani di Ogan Ilir, Sekalipun Itu PDI Perjuangan. (Dok. Tribunepos.umbaran.com)

OPINI
Oleh: Sandi Pusaka Herman (SPH)
Pemimpin Redaksi Tribunepos.com

OGAN ILIR, TRIBUNEPOS.COM – Pilkada di Kabupaten Ogan Ilir 2024 membawa aroma politik yang berbeda dan tak terduga. PDI Perjuangan, partai yang dikenal selalu mengusung calon sendiri dalam setiap kontestasi Pilkada, kini melakukan langkah yang mengejutkan.

Di detik-detik terakhir menjelang masa pendaftaran calon, partai berlambang kepala banteng ini memilih langkah pragmatis dengan mendukung pasangan petahana, Panca Wijaya Akbar dan Ardani.

PDI Perjuangan bukanlah pendatang baru dalam panggung politik Ogan Ilir. Sejak Pilkada pertama kali digelar pada 2005, partai ini telah menorehkan sejarah panjang dalam proses pemilihan kepala daerah di wilayah ini.

M Yamin Mangkunegara adalah sosok pertama yang diusung oleh PDI Perjuangan dalam Pilkada 2005. Meski belum berhasil, Yamin menjadi representasi awal ambisi PDI Perjuangan di Ogan Ilir.

Pada Pilkada 2010, PDI Perjuangan kembali mengusung H Yulian Gunhar sebagai calon bupati, namun langkahnya terhenti di tengah jalan.

Kemenangan besar akhirnya diraih PDI Perjuangan pada Pilkada 2015 ketika pasangan HM Ilyas Panji Alam dan Ahmad Wazir Noviadi, yang didukung oleh partai ini, berhasil merebut kursi wakil kepala daerah.

Saat itu, Ilyas, yang merupakan kader PDI Perjuangan, tampil sebagai pemenang yang mengukuhkan posisi partai di Ogan Ilir.

Namun, semua itu berubah pada Pilkada 2024.

Dalam pergerakan politik yang penuh kejutan, PDI Perjuangan memutuskan untuk tidak mengusung calon sendiri, tetapi justru bergabung dengan koalisi yang mendukung pasangan petahana, Panca Wijaya Akbar dan Ardani.

Sebuah keputusan yang tidak hanya mengejutkan publik, tetapi juga mengundang spekulasi dan diskusi hangat di kalangan internal partai dan masyarakat luas.

Pasangan calon bupati dan wakil bupati Ogan Ilir petahana Panca-Ardani mendapat dukungan dari PDI Perjuangan. (Foto: Istimewa)

Isyarat yang Tak Terpenuhi

Ketua DPC PDI Perjuangan Ogan Ilir, Wahyudi, ST, sebelumnya sempat memberikan sinyal kuat bahwa partainya akan mengusung calon sendiri dalam Pilkada 2024.

Bahkan, beberapa nama seperti Wahyudi sendiri, Safari, Kunyadi dan Meli Mustika, sempat muncul sebagai kandidat potensial yang akan diusung oleh PDI Perjuangan.

Namun, dalam perkembangan terakhir, partai ini memilih untuk mengubah haluan dan mendukung pasangan petahana, Panca-Ardani.

Keputusan ini jelas menandai perubahan signifikan dalam strategi politik PDI Perjuangan di Ogan Ilir.

Jika sebelumnya partai ini selalu tampil sebagai pemain utama dengan menempatkan kadernya sendiri dalam kontestasi, kini PDI Perjuangan memilih untuk berkoalisi dan mendukung petahana.

Sebuah langkah yang mungkin mencerminkan betapa kuatnya pengaruh Panca Wijaya Akbar di tengah dinamika politik lokal yang semakin kompleks.

Dukungan PDI Perjuangan terhadap Panca menunjukkan bahwa petahana memiliki kekuatan politik yang tak terbantahkan.

Tingginya elektabilitas Panca membuat partai-partai politik lain berpikir ulang untuk mengajukan kandidat tandingan.

Bahkan, partai sekelas PDI Perjuangan, yang memiliki sejarah panjang dan kader-kader potensial, memilih untuk tidak menantang Panca dalam Pilkada kali ini.

Narasi Foto: Pasangan petahana Panca-Ardani (berbaju batik) terlihat penuh semangat bersama Ketua DPC PDI Perjuangan Wahyudi Maruwan (berbaju hitam) dan Anggota DPRD Ogan Ilir Amir Hamzah (berbaju partai). Keempatnya tampak kompak memberikan isyarat jempol, menunjukkan dukungan penuh terhadap pencalonan Panca-Ardani dalam Pemilihan Kepala Daerah mendatang. Momen ini diabadikan di depan kantor DPC PDI Perjuangan Ogan Ilir di Indralaya, menandai semangat perjuangan dan kesatuan dalam barisan partai. (Foto: Istimewa)

Tak Ada Penantang yang Berani

Dalam konteks politik Ogan Ilir, keputusan PDI Perjuangan untuk mendukung Panca-Ardani juga mempertegas bahwa tak ada partai yang berani mengambil risiko menantang petahana.

Hingga akhir Agustus 2024, seluruh partai yang memiliki kursi di DPRD Ogan Ilir telah menyatakan dukungan mereka kepada Panca-Ardani.

Dukungan terakhir datang dari Partai Hanura pada 26 Agustus, yang menegaskan bahwa Panca akan menghadapi kotak kosong dalam Pilkada mendatang.

Fakta bahwa tidak ada kandidat lain yang cukup percaya diri untuk menantang Panca-Ardani adalah bukti kekuatan politik yang dimiliki oleh pasangan ini.

Panca, dengan segala dukungan politik yang berhasil diraihnya, tampaknya telah menciptakan sebuah koalisi besar yang sulit ditembus oleh calon manapun.

Hal ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana kekuatan politik lokal Ogan Ilir akan berkembang di masa depan jika dominasi Panca terus berlanjut.

Kunyadi, seorang kader yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Ogan Ilir, tak dapat menyembunyikan kekecewaannya terhadap arah politik yang diambil oleh partainya PDIP atas sikap untuk mendukung dan mengusung pasangan petahana Panca-Ardani dalam Pilkada Ogan Ilir. Ia menyatakan protes keras bahwa keputusan tersebut telah mencederai semangat kaderisasi yang selama ini menjadi salah satu prinsip utama dalam tubuh partai. (Dok. Tribunepos.umbaran.com/ Foto: Istimewa)

Harapan Kader PDI Perjuangan Pupus

Keputusan PDI Perjuangan untuk tidak mencalonkan kader sendiri dalam Pilkada 2024 bukan hanya mengejutkan, tetapi juga mengundang rasa kecewa di kalangan kader partai tersebut.

Kader-kader PDI Perjuangan, yang selama ini bekerja keras untuk membesarkan nama partai di Ogan Ilir, merasa bahwa perjuangan mereka tidak diakui.

Mereka yang semula berharap bahwa partai akan mengusung salah satu dari mereka sebagai calon bupati atau wakil bupati, kini harus menelan pil pahit karena partai justru memilih untuk mendukung petahana.

Kekecewaan ini diungkapkan oleh Kunyadi, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Ogan Ilir, yang merasa bahwa keputusan partai ini telah mencederai semangat kaderisasi.

“Pengkaderan untuk Ogan Ilir telah gagal. Jika masalah penting seperti Pilbup ini tidak pernah dibahas dengan kader di tingkat bawah, bagaimana partai bisa berkembang? Ini membuat organisasi partai jalan di tempat,” keluh Kunyadi.

Menurut Kunyadi, salah satu fungsi utama partai politik adalah menciptakan kader yang mampu memimpin dan mengambil alih kekuasaan.

Namun, kenyataan yang terjadi di Ogan Ilir justru sebaliknya.

Pengkaderan partai gagal menghasilkan calon yang dianggap layak untuk diusung, sehingga partai terpaksa mendukung pasangan petahana yang bukan berasal dari kalangan kader.

Kunyadi juga mengkhawatirkan bahwa keputusan ini bisa membuat PDI Perjuangan Ogan Ilir menjadi kerdil dan dipandang sebelah mata oleh masyarakat.

“Yang paling miris adalah ketika partai mendukung bukan kader, seolah-olah dukungan itu hanya diberikan kepada siapa yang mampu membayar,” sindirnya.

Ia menambahkan bahwa saat ini, PDI Perjuangan Ogan Ilir memiliki sekitar 6.000 kader yang terdaftar sebagai pemegang Kartu Tanda Anggota (KTA).

Namun, ironisnya, tidak satupun dari mereka yang diusung sebagai calon bupati atau wakil bupati dalam Pilkada kali ini.

Padahal, menurut Kunyadi, putusan MK telah membuka jalan yang sangat lebar bagi partai untuk mengusung kadernya sendiri.

“Jika akhirnya hanya ada calon tunggal dalam Pilbup nanti, rakyat tidak memiliki pilihan. Ini bukan hanya kekalahan bagi kader, tapi juga kekalahan bagi demokrasi,” pungkasnya.

Hasteg Kader PDI Perjuangan Ogan Ilir Kecewa. (Dok. Tribunepos.umbaran.com)

Dalam analisis akhir, langkah PDI Perjuangan yang memilih untuk mendukung Panca-Ardani dalam Pilkada Ogan Ilir 2024 bukan hanya sebuah keputusan strategis, tetapi juga sebuah cerminan dari dinamika politik yang sangat kompleks di daerah ini.

Keputusan ini, meskipun mengejutkan banyak pihak, tampaknya merupakan refleksi dari realitas politik lokal yang menunjukkan bahwa kekuatan Panca-Ardani sulit ditandingi.

Dengan seluruh partai besar di Ogan Ilir yang kini mendukung pasangan petahana, pertarungan politik yang seharusnya terjadi dalam Pilkada 2024 tampaknya tidak akan terjadi.

Tidak ada penantang yang cukup berani untuk melawan kekuatan Panca-Ardani, sebuah fakta yang memperkuat posisi petahana dan membuat Pilkada 2024 ini menjadi lebih menarik dari sudut pandang politik, namun kurang menarik dari sudut pandang persaingan demokratis.

Namun, keputusan ini juga menyisakan banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Apakah PDI Perjuangan akan tetap setia pada koalisi ini hingga akhir? Ataukah ada strategi politik lain yang sedang disusun oleh partai ini?

Bagaimana dengan masa depan PDI Perjuangan di Ogan Ilir setelah keputusan ini?

Semua ini adalah pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh waktu.

Yang jelas, keputusan PDI Perjuangan untuk mendukung Panca-Ardani dalam Pilkada Ogan Ilir 2024 telah mengubah lanskap politik lokal ini secara signifikan.

Dan sejarah akan mencatat keputusan ini sebagai salah satu momen penting dalam perjalanan politik Ogan Ilir. (*)