JAKARTA, TRIBUNEPOS.COM — Langit di atas Maruya, Jakarta Barat, kini tak lagi secerah dulu. Kepulan asap yang membubung tinggi dari sejumlah pabrik dan gudang di kawasan industri telah lama menjadi keluhan warga.
Udara yang pekat oleh polusi membuat napas mereka terasa berat, terutama saat pagi dan sore hari, ketika aktivitas industri sedang padat-padatnya.
Sejumlah warga yang bermukim di Maruya mengungkapkan keresahan mereka akan memburuknya kualitas udara di wilayah tersebut.
“Asap dari pabrik itu bikin dada sesak,” ujar Budi, 45 tahun, seorang warga yang telah tinggal di sana selama lebih dari satu dekade, Kamis (24/10/24).
Ia mengeluhkan bagaimana udara semakin tercemar dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut data, sektor industri berkontribusi signifikan terhadap beban emisi karbon monoksida (CO) di Jakarta Barat, termasuk Maruya.
Emisi ini bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat.
Polutan udara seperti partikel halus (PM2.5) dan CO yang dihasilkan oleh aktivitas pabrik-pabrik di wilayah ini bisa menyebabkan gangguan pernapasan serius, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
Warga Maruya pun berharap ada tindakan nyata dari pemerintah untuk menangani masalah ini.
“Kami hanya ingin udara bersih. Jika tidak ada tindakan, lama-lama kesehatan warga akan semakin terancam,” tambah Budi.
Hingga kini, belum ada langkah tegas yang diambil untuk mengurangi emisi dari sektor industri di kawasan tersebut.
Warga masih menunggu langkah konkret untuk meredam polusi yang setiap hari mereka hirup. **
Jurnalis – Moch Yusuf