Scroll untuk baca artikel
BeritaOpiniPALIPANPilkadaPolitikSumsel

Menggugat Narasi Lokal: Saatnya PALI Terbuka pada Pemimpin yang Inovatif dan Visioner ‘JEDAR’

×

Menggugat Narasi Lokal: Saatnya PALI Terbuka pada Pemimpin yang Inovatif dan Visioner ‘JEDAR’

Sebarkan artikel ini
Dalam kondisi sosial politik saat ini, muncul gagasan sempit yang mengkampanyekan bahwa PALI harus dipimpin oleh putra daerah, dan bahwa pemimpin dari luar adalah ancaman yang akan “menjual” daerah ini. Miris mendengar pemikiran yang dangkal seperti ini. Pandangan ini bukan hanya keliru, tetapi juga menyesatkan. Menyempitkan kriteria kepemimpinan hanya berdasarkan asal-usul tanpa memperhatikan kemampuan dan visi seorang calon pemimpin sama saja dengan membatasi potensi daerah untuk maju dan berkembang. (Dok. Tribunepos.umbaran.com)
Oleh: H. Harris Fadillah Thohir

PALI, TRIBUNEPOS.COM Di era globalisasi ini, kehadiran budaya asing bukan hanya wajar, tetapi juga tak terelakkan. Mengisolasi diri dari perubahan justru menghambat laju kemajuan dan menjauhkan kita dari potensi besar yang ditawarkan dunia.

Sejarah membuktikan bahwa keterbukaan terhadap dunia luar sering kali berbuah manis, memberikan dampak positif yang besar bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial suatu wilayah.

Begitu pula yang terjadi di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, pada era keemasan Pendopo di masa lalu.

Ambil contoh era kejayaan Pendopo di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), ketika PT. Stanvac Indonesia yang dimotori manajemen Amerika Serikat.

Waktu itu PT. Stanvac Indonesia di Pendopo mampu mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat hingga perputaran uang berlimpah di bumi PALI. Pendapatan masyarakat naik, pasar lokal hidup, dan pembangunan terlihat di setiap sudut.

Sebaliknya, menutup diri dari dunia luar hanya akan menjadikan sebuah daerah terperangkap dalam keterbelakangan, tertinggal dari berbagai peluang dan inovasi yang datang dari luar.

Dulu, dengan hadirnya PT. Stanvac Indonesia yang dimotori oleh manajemen Amerika Serikat, perputaran ekonomi di PALI begitu pesat.

Masyarakat merasakan dampak langsung dari masuknya investasi asing.

Tingkat kemakmuran meningkat, pasar-pasar lokal hidup, dan lapangan pekerjaan terbuka. Bukan hanya itu, pembangunan di berbagai sektor turut berkembang pesat.

Dengan kehadiran Stanvac, masyarakat PALI tidak hanya bekerja untuk perusahaan asing, tetapi juga menikmati buah dari perputaran uang yang tinggi di daerah mereka.

Hal ini membuktikan bahwa pengaruh asing dapat memberi manfaat besar jika dikelola dengan bijaksana dan diberi ruang untuk berkolaborasi dengan masyarakat setempat.

Namun, dalam kondisi sosial politik saat ini, muncul gagasan sempit yang mengkampanyekan bahwa PALI harus dipimpin oleh putra daerah, dan bahwa pemimpin dari luar adalah ancaman yang akan “menjual” daerah ini.

Miris mendengar pemikiran yang dangkal seperti ini. Pandangan ini bukan hanya keliru, tetapi juga menyesatkan.

Menyempitkan kriteria kepemimpinan hanya berdasarkan asal-usul tanpa memperhatikan kemampuan dan visi seorang calon pemimpin sama saja dengan membatasi potensi daerah untuk maju dan berkembang.

Sebagai putra daerah, seharusnya kita lebih cerdas dalam menyaring dan memilih tokoh yang memiliki visi dan kemampuan untuk membawa PALI menuju masa depan yang lebih cerah.

Patriotisme dalam konteks era global bukan lagi sekadar tentang mengutamakan asal-usul, tetapi tentang siapa yang mampu membawa perubahan positif, siapa yang memiliki integritas, serta siapa yang memiliki kecerdasan dan kemampuan inovasi untuk menghadapi tantangan global.

PALI membutuhkan pemimpin yang tidak hanya amanah, tetapi juga intelektual, inovatif, dan memiliki kemampuan kepemimpinan yang kuat.

Kita membutuhkan sosok visioner yang mampu menginspirasi masyarakat, memberikan gagasan-gagasan segar, dan menciptakan solusi yang tepat untuk membangun daerah ini.

Seorang pemimpin yang berjiwa patriot sejati akan memahami bahwa kemajuan suatu daerah tidak akan terjadi jika hanya menutup diri dari dunia luar.

Justru, kemajuan hanya akan tercapai ketika kita mau menerima gagasan baru, bekerja sama, dan berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk yang berasal dari luar daerah.

Dalam perjuangan ini, pasti akan ada badai yang menghadang. Namun, sebagai masyarakat yang berani dan tangguh, kita tidak perlu menunggu badai berlalu.

Kita harus berlayar di tengah badai, dengan komitmen dan semangat yang kuat untuk mewujudkan PALI yang lebih maju.

Inilah tantangan patriotisme di era global: bagaimana kita bisa mempertahankan identitas lokal sambil tetap terbuka terhadap pengaruh dan gagasan baru yang bisa membawa kemajuan bagi masyarakat kita.

PALI saat ini membutuhkan pemimpin yang tidak hanya memahami kebutuhan masyarakat, tetapi juga berani mengambil langkah-langkah progresif untuk membawa daerah ini ke depan.

Mari kita bersama-sama, sebagai masyarakat PALI, memilih pemimpin yang benar-benar memiliki kualitas, tanpa terjebak pada batasan asal daerah.

Dengan memilih pemimpin yang tepat, kita bukan hanya bisa menjaga PALI tetap mandiri, tetapi juga mampu menghadapi tantangan global dengan percaya diri. **

JEDAR-JEDAR-JEDAR
Kita Bisa Karena Bersama!