Scroll untuk baca artikel
AgamaArtikelOpini

Hijrahkan Hati: Tinggalkan Harapan pada Manusia, Berharap Hanya kepada Allah

×

Hijrahkan Hati: Tinggalkan Harapan pada Manusia, Berharap Hanya kepada Allah

Sebarkan artikel ini
H. Harris F Tohir

Oleh: H. Harris F Tohir

Manusia Akan Melupakan Seribu Kebaikan, Hanya Karena Satu Kesalahan, Sementara Allah Memaafkan Seribu Kesalahan Karena Satu Kebaikan

Hidup ini penuh dengan ujian. Salah satu ujian terbesar adalah berurusan dengan manusia.

Betapa seringnya kita menyaksikan kebaikan yang telah kita lakukan dilupakan atau bahkan diabaikan, hanya karena satu kesalahan kecil. Manusia, dengan segala keterbatasannya, cenderung menghakimi dan lupa memaafkan.

Namun, berbeda dengan Allah. Dia adalah Maha Pengampun, yang memaafkan seribu kesalahan hanya karena satu kebaikan.

Lantas, mengapa kita masih berharap pada manusia? Mengapa kita membiarkan hati kita kecewa dan terluka karena penilaian manusia, sementara Allah telah menjanjikan rahmat dan kasih sayang-Nya bagi hamba-Nya yang beriman?

Hijrahkan Hati, Berharaplah Hanya Pada Allah

Hijrah bukan hanya berpindah tempat atau kebiasaan, tetapi juga mengubah orientasi hati. Awalnya, memang tidak mudah.

Membiasakan diri untuk tidak mengharapkan penghargaan dari manusia dan hanya berharap ridha Allah membutuhkan waktu dan kesabaran.

Namun, proses ini akan membentuk hati yang kuat, penuh keyakinan, dan keteguhan iman.

Ketika hati telah terbiasa bergantung kepada Allah, keikhlasan akan tumbuh. Kita akan memahami bahwa kebaikan yang kita lakukan bukan untuk dipuji manusia, tetapi sebagai wujud ibadah kepada Allah.

Dari sini, iman dan amal akan menjadi konsisten, tanpa terpengaruh oleh sikap manusia.

Sebagaimana firman Allah:
“Dan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang dia berbuat kebajikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada tali yang sangat kuat.” (QS. Luqman: 22)

Mari hijrahkan hati kita. Biarlah manusia dengan penilaiannya, tetapi kita tetap fokus pada penilaian Allah. Karena pada akhirnya, yang menentukan akhir perjalanan kita bukanlah manusia, melainkan Allah. **