Oleh: Tim Tribunepos Banten
TRIBUNEPOS, BANTEN – Suasana rumah duka di pinggiran Kota Tangerang, Banten, dipenuhi tangis keluarga dan sahabat almarhum Hendro, seorang bos rental mobil yang tewas di tangan penembak tak dikenal di rest area Tol Tangerang-Merak, KM 45.
Namun, lebih dari sekadar kabar duka, kasus ini menguak sisi gelap hukum dan keamanan di Indonesia.
Hendro, yang dikenal sebagai sosok ramah dan pekerja keras di kalangan pengusaha kecil, kini menjadi korban ironisi. Pelaku utama yang menodongkan pistol ke arahnya disebut-sebut adalah seorang anggota TNI Angkatan Laut.
Tak cukup sampai di situ, muncul pula dugaan pembiaran dari oknum Polri di Polsek Cinangka, yang semakin mencoreng institusi penegak hukum.
Fakta di Balik Tragedi KM 45
Pada Jumat (3/1/2025), polisi berhasil menangkap Ajat Supriatna, penyewa pertama mobil yang menjadi barang bukti utama kasus ini. Ajat ditangkap di kontrakan saudaranya di Kabupaten Pandeglang, Banten.
Meski Ajat tidak hadir di lokasi penembakan, ia berperan menyewa mobil yang kemudian berpindah tangan ke sindikat kejahatan.
Dari investigasi awal, Ajat diketahui menyerahkan mobil tersebut kepada jaringan penadah. Modus ini menjadi pola umum dalam kejahatan rental mobil, di mana sindikat terorganisir sering memanfaatkan oknum untuk melindungi operasi mereka.
Dalam wawancara dengan salah satu media, mantan Kabareskrim Polri, Irjend Ito Sumardi, menyoroti bahwa kasus-kasus seperti ini kerap melibatkan “beking” dari institusi Polri, TNI, bahkan ormas.
Namun, yang paling menyayat hati adalah fakta bahwa Hendro telah meminta bantuan Polsek Cinangka untuk mendampinginya mengambil mobilnya yang hilang, tetapi permintaannya ditolak.
Kapolsek Cinangka, AKP Asep Iwan Kurniawan, bersama tiga anggotanya kini tengah diperiksa Propam Polda Banten dan Propam Polres Cilegon terkait dugaan pelanggaran etik.
![](https://tribunepos.umbaran.com/wp-content/uploads/2025/01/IMG-20250106-WA00182.jpg)
Respons TNI dan Polri
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyatakan bahwa anggota TNI AL yang diduga terlibat dalam penembakan sedang diperiksa Polisi Militer TNI AL.
“Kami tidak akan mentolerir tindakan melawan hukum, terutama jika melibatkan anggota TNI,” tegas Agus dalam konferensi pers.
Sementara itu, Polri melalui Divisi Propam berjanji akan mengusut tuntas kasus ini, termasuk dugaan keterlibatan oknum Polsek Cinangka. Namun, janji ini masih menjadi pertanyaan besar di mata masyarakat, mengingat institusi Polri tengah menghadapi tantangan kepercayaan publik.
Rentannya Bisnis Rental Mobil
Kejahatan yang menimpa Hendro menjadi alarm bagi pelaku usaha kecil di sektor rental mobil. Modus penyalahgunaan kendaraan oleh penyewa hingga penggelapan ke pihak ketiga bukan hal baru. Namun, keterlibatan oknum berseragam dalam kasus ini menambah bobot kekhawatiran.
Di rumah duka, bunga belasungkawa terus berdatangan. Seorang rekan korban yang enggan disebutkan namanya berkata lirih,
“Kami hanya ingin keadilan untuk Hendro. Ini bukan soal uang, ini soal nyawa.”
Kasus ini tak hanya tentang seorang pengusaha kecil yang kehilangan nyawanya, tetapi juga soal rapuhnya jaminan hukum di tengah masyarakat.
Dengan sorotan tajam publik, akankah kasus ini menjadi momentum bersih-bersih institusi, atau justru berakhir sebagai cerita lama yang terulang?
Tetapi satu hal yang pasti: keadilan harus ditegakkan, sebelum ironi ini menjadi kenormalan yang tak lagi dianggap salah. **
TRIBUNEPOS – BICARA FAKTA, MENGINSPIRASI BANGSA