Scroll untuk baca artikel
BeritaDesaOgan IlirSumselViral

Desa Ibul Dalam Rambang Kuang, Potret Desa Terluar yang ‘Luput’ dari Perhatian Pemerintah

×

Desa Ibul Dalam Rambang Kuang, Potret Desa Terluar yang ‘Luput’ dari Perhatian Pemerintah

Sebarkan artikel ini
Kondisi terkini jalan yang berada di Desa Ibul Dalam Kecamatan Rambang Kuang Ogan Ilir rusak parah sehingga menyulitkan masyarakat setempat untuk beraktifitas. (Foto: Ist)

OGAN ILIR, TRIBUNEPOS Warga Desa Ibul Dalam, Kecamatan Rambang Kuang, Kabupaten Ogan Ilir, mengeluhkan minimnya perhatian pemerintah daerah terhadap kondisi desanya.

Ruslan, salah satu warga setempat, melalui akun medsos pribadinya, menyoroti kurangnya perhatian pemerintah terhadap desa terluar di Kabupaten Ogan Ilir tersebut.

Menurut Ruslan, kondisi Ibul Dalam masih jauh dari kata layak. Akses jalan yang rusak, keterbatasan pembangunan, dan tingginya angka kemiskinan masih menjadi persoalan utama.

Ruslan, menilai potret kemiskinan di desanya seharusnya menjadi perhatian pemerintah daerah dan lembaga pengelola zakat.

Ditulisnya, selama lima tahun kepemimpinan Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar, dan ini periode kedua, belum ada perhatian nyata dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) kabupaten untuk membantu masyarakat kurang mampu di desanya.

“Banyak warga di sini yang masuk kategori mustahik. Yang saya heran, kenapa selama lima tahun kepemimpinan Pak Panca Ardani, tidak ada satu pun bantuan dari Baznas Ogan Ilir yang menyentuh masyarakat Ibul Dalam,” tulis Ruslan di akun Facebook miliknya belum lama ini.
Kondisi terkini jalan yang berada di Desa Ibul Dalam Kecamatan Rambang Kuang Ogan Ilir rusak parah sehingga menyulitkan masyarakat setempat untuk beraktifitas. (Foto : Ist)

Untuk diketahui, Desa Ibul Dalam di Kecamatan Rambang Kuang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, masih menjadi potret buram pembangunan daerah. Letaknya yang jauh dari pusat pemerintahan kabupaten membuat desa ini kerap luput dari sentuhan program pembangunan.

Warga menyebut Ibul Dalam sebagai desa “terpencil dan terluar”. Akses jalan yang rusak, layanan kesehatan terbatas, serta minimnya sarana pendidikan menandai rendahnya tingkat kesejahteraan.

“Kami seperti hidup sendiri, jauh dari perhatian pemerintah,” kata seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya.

Padahal, pemerintah Kabupaten Ogan Ilir gencar mengklaim pembangunan merata hingga ke pelosok. Namun di Ibul Dalam, janji itu terasa semu. Infrastruktur desa tertinggal, aktivitas ekonomi berjalan lambat, dan warga masih bergantung pada sektor pertanian dengan hasil yang tak seberapa.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar, apakah desa-desa terluar seperti Ibul Dalam hanya menjadi angka di laporan pembangunan, tanpa benar-benar disentuh kebijakan?

Warga berharap adanya intervensi pemerintah maupun lembaga terkait untuk mengurangi ketimpangan dan memastikan distribusi zakat merata dan tepat sasaran menyentuh kelompok yang paling membutuhkan.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Pemerintah Kabupaten dan Baznas Ogan Ilir belum memberikan keterangan terkait keluhan warga tersebut. **