Laporan: Komaria/ Jurnalis Magang Tribunepos
OGAN ILIR, TRIBUNEPOS — Di balik riuh jalanan depan RS Ar Royyan, Indralaya, Senin pagi, 25 Agustus 2025, Subuh (45) tampak setia menunggu penumpang. Sudah 15 tahun ia menggantungkan hidup dari becak motor (bentor) yang ia kemudikan keliling Ogan Ilir.
“Kalau lagi ramai bisa dapat Rp100 ribu. Kalau lagi sepi dapat Rp30 ribu. Tapi itu belum bersih, masih dipotong setoran, makan, sama bensin,” kata Subuh kepada Tribunepos, Senin (25/8/25).
Sejak 2010, Subuh menjalani profesi ini tanpa tempat mangkal tetap. Ia berpindah-pindah, menjemput siapa pun yang membutuhkan jasanya, dari anak-anak sekolah hingga orang dewasa.
Meski pendapatan pas-pasan, Subuh tetap bertahan. Baginya, selama belum ada modal untuk usaha lain, bentor adalah satu-satunya jalan untuk mencari nafkah.
“Ingin sekali berubah nasib, tapi sekarang ya hanya ini yang bisa saya jalani,” ujarnya.
Situasi kian sulit saat hujan turun. Pendapatan menipis, kadang hanya cukup untuk setoran ke pemilik bentor Rp30 ribu.
“Kalau hujan, penumpang sepi. Kadang saya cuma bisa setor saja, pulang tak bawa uang lebih,” tutur Subuh.
Hingga siang hari itu, Subuh masih terlihat mangkal di depan RS Ar Royyan, menanti penumpang berikutnya. **