Laporan Jurnalis: Tri Andini Firdanti/ Tribunepos Ogan Ilir
OGAN ILIR, TRIBUNEPOS — Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Ogan Ilir terus menggerakkan pembinaan bagi kelompok wanita tani (KWT) dan pedagang kecil. Program ini bukan sekadar menjaga stabilitas harga, tapi juga menjadi tameng petani dari permainan pasar.
Di balik kebijakan itu, ada wajah-wajah yang berjuang di lapangan. Salah satunya Sonaniswati, pekerja tani yang setahun terakhir menggantungkan hidup lewat pasar tani.
Hampir setiap Jumat—kadang Rabu atau Kamis—ia menggelar dagangan sederhana di depan Kantor Ketahanan Pangan dan Pertanian Ogan Ilir.
“Ikut pasar tani supaya dagangan cepat laku dan penghasilan lebih lancar,” kata Sonaniswati, Jumat (29/8/2025).
Namun, jalan yang ditempuhnya tak selalu mulus. Setiap Minggu, ia menjajakan dagangan ke kawasan industri, berbekal satu payung kecil. Tanpa meja lipat, tanpa lemari display. Akibatnya, sayur dan hasil tani yang ia bawa kerap terlihat berantakan.
“Kalau ada bantuan meja, payung tambahan, atau lemari display, tentu jualannya bisa lebih tertata,” ujarnya.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan Pertanian Ogan Ilir, Eni Yustilawati, menyebut pasar tani sebagai strategi kunci menekan gejolak harga pangan.
Dengan melibatkan langsung petani kecil dan pedagang lokal, pemerintah daerah berupaya menjaga harga tetap terjangkau sekaligus mendorong kesejahteraan mereka.
“Pasar tani ini bagian dari upaya melindungi petani kecil dan memastikan masyarakat mendapat pangan berkualitas dengan harga terjangkau,” kata Eni.
Ke depan, Dinas Ketahanan Pangan berjanji memperkuat kerja sama lintas sektor agar pasar tani tumbuh menjadi ekosistem yang lebih modern.
Harapannya, pedagang seperti Sonaniswati tak lagi hanya berteduh di bawah payung seadanya, melainkan bisa berdagang dengan fasilitas yang layak dan usaha yang lebih berdaya saing. **