Scroll untuk baca artikel
BeritaBUMDesDana DesaDesaEkonomiOgan IlirSumsel

Kerupuk Kemplang Meranjat Ikon Desa yang Sulit Menembus Pasar Besar, Tersandung Kemasan dan Pemasaran

×

Kerupuk Kemplang Meranjat Ikon Desa yang Sulit Menembus Pasar Besar, Tersandung Kemasan dan Pemasaran

Sebarkan artikel ini
Kepala Desa Meranjat I, Fahrul Hadi. (Foto: Tribunepos)
Laporan Jurnalis: Adya Aprillandi Cahya | Tribunepos Ogan Ilir

OGAN ILIR, TRIBUNEPOS – Desa Meranjat, Ogan Ilir, Sumatera Selatan sejak lama dikenal sebagai sentra kerupuk kemplang. Hampir di setiap sudut desa, aroma khas olahan ikan itu akrab dengan keseharian warganya.

Namun, di balik potensi besar sektor UMKM, geliat ekonomi desa ini masih terbentur dua masalah klasik, kemasan dan pemasaran.

Kepala Desa Meranjat I, Fahrul Hadi, menyebut UMKM merupakan pilar penting dalam menopang perekonomian warganya.

“Kalau UMKM maju, otomatis pendapatan rumah tangga meningkat. Kami ingin ini benar-benar menjadi penggerak kesejahteraan masyarakat,” ujarnya, Sabtu (6/9/25).

Sebagian besar pelaku UMKM di Meranjat adalah ibu rumah tangga yang menekuni usaha kerupuk kemplang, pekasam, hingga panganan khas pempek meranjat.

Pemuda mulai ikut terlibat, meski belum banyak, sementara kaum bapak lebih banyak mengais rezeki di sektor lain seperti berdagang, buruh pabrik di rantau atau menjadi tukang.

Produk-produk itu sejatinya sudah menembus pasar luar daerah, bahkan ke Jakarta, Kalimantan hingga ke Malaysia.

Namun keterbatasan kemasan yang kurang menarik dan strategi pemasaran yang belum terkelola baik membuat UMKM sulit bersaing di pasaran yang lebih luas.

Untuk mengatasi persoalan ini, Pemerintah Desa Meranjat menggandeng kabupaten serta memanfaatkan program dari Kementerian Pariwisata.

Dalam dua tahun terakhir, desa mendapatkan bantuan pengembangan wisata sekaligus dijadikan etalase bagi UMKM lokal.

Berbagai pelatihan, termasuk soal pengemasan dan penyaluran modal usaha, akan mulai digulirkan ke depannya.

“Kami pihak desa, ke depannya bakal berupaya menyediakan pelatihan dan modal. Kami ingin ada kemitraan yang lebih kuat, sehingga produk lokal tak hanya bertahan tapi juga bisa bersaing di pasar lebih luas,” kata Fahrul.

Selain memperkuat promosi lewat media, desa berencana menggandeng sektor swasta dan e-commerce untuk memperluas pasar.

“Potensi UMKM Meranjat besar. Tinggal bagaimana mengelola dengan baik, mulai dari kemasan, pemasaran, hingga membangun jaringan. Kami optimistis bisa berkembang,” ujar Fahrul.

**