Scroll untuk baca artikel
BeritaNasionalOgan IlirSumsel

Satu Desa Satu Perpustakaan, Inovasi Dinas Perpustakaan Ogan Ilir Bangun Budaya Baca dari Akar Desa

×

Satu Desa Satu Perpustakaan, Inovasi Dinas Perpustakaan Ogan Ilir Bangun Budaya Baca dari Akar Desa

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Ogan Ilir, dr. Hj. Siska Supengetahuan (kanan) dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Metro Lampung, Dra. Farida, MSi (kiri). (Foto: Tribunepos)
Laporan Jurnalis: Komaria/ Tribunepos Ogan Ilir

OGAN ILIR, TRIBUNEPOS – Dinas Perpustakaan Kabupaten Ogan Ilir terus menggenjot minat baca masyarakat lewat program “Satu Desa, Satu Perpustakaan”.

Program yang dikemas dalam inovasi bertajuk BEGESA (Bergerak Membangun Desa) ini menargetkan setiap desa di Ogan Ilir memiliki perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat literasi sekaligus akses pengetahuan.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Ogan Ilir, dr. Hj. Siska Susanti, MKes melalui Kepala Bidang Perpustakaan, Ebta Desti Natalia, SE, MSi, menjelaskan hingga September 2025, program sudah menjangkau 241 desa.

Dari jumlah itu, sebanyak 70 desa memperoleh bantuan langsung berupa rak buku, koleksi bacaan, modem internet, hingga laptop. Terakhir, 60 desa baru saja menerima fasilitas tersebut.

“Perpustakaan desa tidak hanya soal buku, tapi juga akses informasi. Kami ingin budaya membaca tumbuh dari desa, sejak usia dini hingga masyarakat umum,” ujar Ebta kepada Tribunepos, Rabu (17/9/25). 

Perpustakaan biasanya ditempatkan di kantor desa. Namun, jika ruang terbatas, alternatif lain dipilih, seperti di samping PIAUD atau bangunan desa yang masih kosong.

Dinas Perpustakaan juga rutin melakukan pembinaan serta monitoring, memastikan fasilitas berjalan sesuai fungsi.

Desa-desa yang kekurangan bahan bacaan didata dan diajukan bantuan ke Perpustakaan Nasional (Perpusnas).

Menurut Ebta, misi program ini bukan semata menyediakan rak dan buku. Lebih jauh, perpustakaan desa diharapkan mampu menjadi instrumen peningkatan kualitas hidup.

“Dengan literasi, masyarakat punya modal pengetahuan untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Karena itu, kami ingin perpustakaan hadir di setiap desa,” katanya.

Meski begitu, tantangan masih ada. Keterbatasan anggaran dan kurangnya tenaga pengelola perpustakaan desa menjadi pekerjaan rumah.

Namun, Dinas Perpustakaan Ogan Ilir masih optimistis inovasi ini akan memberi dampak jangka panjang bagi pembangunan sumber daya manusia di Ogan Ilir. **