Scroll untuk baca artikel
BeritaNasionalOgan IlirPendidikanSekolahSumsel

Berkat Ketulusan Mendidik Siswa Kebutuhan Khusus, Rahmanisawati Jadi Peserta Seleksi Kepala Sekolah Dedikatif 2025

×

Berkat Ketulusan Mendidik Siswa Kebutuhan Khusus, Rahmanisawati Jadi Peserta Seleksi Kepala Sekolah Dedikatif 2025

Sebarkan artikel ini
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pemulutan Selatan, Rahmanisawati, S.Pd, mempercayakan siswa berkebutuhan khusus menjadi petugas upacara. (Foto: Tribunepos)
Laporan: Zahrah Amiya Tasya/ Jurnalis Tribunepos

OGAN ILIR, TRIBUNEPOS — Kepala SMP Negeri 1 Pemulutan Selatan, Rahmanisawati, SPd, menjadi salah satu peserta dalam seleksi Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Tahun 2025 kategori Kepala Sekolah Dedikatif.

Ia mengikuti ajang tersebut berkat kiprahnya dalam membangun sekolah inklusif dan mendampingi siswa berkebutuhan khusus (ABK) di lingkungan sekolah.

Apresiasi GTK merupakan ajang tahunan yang digelar untuk memberi penghargaan kepada guru dan tenaga kependidikan berprestasi serta berdedikasi.

Tahun ini, Rahma mengikuti seleksi sebagai bentuk komitmennya terhadap pendidikan yang adil dan ramah bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Menurutnya, tantangan terbesar dalam penerapan pendidikan inklusif adalah masih rendahnya pemahaman sebagian guru terhadap karakteristik dan kebutuhan individual siswa ABK.

Untuk itu, ia memulai langkah awal dengan melakukan pendataan menyeluruh terhadap siswa yang memerlukan layanan khusus.

“Pendataan kami lakukan melalui observasi di kelas, wawancara dengan guru dan wali kelas, serta komunikasi dengan orang tua. Data itu menjadi dasar dalam merancang layanan belajar yang sesuai potensi setiap anak,” ujar Rahmanisawati saat ditemui, Jumat (17/10/2025).

Sebagai tindak lanjut, pihak sekolah juga rutin mengadakan pelatihan dan workshop pembelajaran inklusif bagi guru. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman, empati, dan keterampilan pendidik dalam menghadapi keberagaman kemampuan siswa.

Upaya tersebut mulai menunjukkan hasil. Siswa berkebutuhan khusus di SMPN 1 Pemulutan Selatan kini lebih percaya diri, aktif di kelas, dan terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler.

“Semua guru berperan aktif, bukan hanya mengajar, tetapi juga membimbing dan memotivasi. Anak-anak ABK kini tampil berani dan percaya diri,” kata Rahmanisawati.

Salah seorang guru, Restu Nopianti, wali kelas IX-2, menuturkan perubahan nyata yang terjadi di kelasnya.

“Di kelas saya ada siswa bernama Abdul Haris. Dulu pendiam dan pemalu, tapi sekarang aktif berbicara dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sekolah,” ungkapnya.

Rahma menegaskan bahwa pendidikan inklusif adalah komitmen moral yang terus dijaga di SMPN 1 Pemulutan Selatan.

“Kami ingin memastikan setiap anak merasa diterima dan punya kesempatan berkembang sesuai kemampuannya,” ujarnya.

Melalui langkah-langkah tersebut, Rahmanisawati berharap dapat menginspirasi sekolah lain di Kabupaten Ogan Ilir untuk menerapkan praktik pendidikan yang lebih inklusif dan berkeadilan. (*)