BATAM, TRIBUNEPOS.COM — Di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai penanganan sampah, Komunitas Kota Hijau Mangsang, atau yang dikenal dengan Green City Mangsang, kembali menunjukkan dedikasinya melalui pelatihan ecoenzym yang digelar pada Senin, 29 Juli 2024.
Acara ini dipandu oleh Thomas AE, seorang aktivis lingkungan yang juga merupakan penggiat ecoenzym di Batam.
Zanuar Maulana Arif, Ketua Komunitas Kota Hijau Mangsang, menjelaskan bahwa semangat acara ini untuk menghidupkan kembali aktivitas pilah sampah yang telah dilakukan sejak akhir 2020.
“Dalam menghadapi isu global seperti masalah sampah, kami merasa perlu untuk melanjutkan usaha ini. Tahun ini, kami memasuki tahun keempat dari komitmen mandiri kami dalam menangani sampah bersama masyarakat,” ungkapnya.
Thomas AE menjelaskan proses dan manfaat ecoenzym, sebuah produk yang dibuat dari sisa organik rumah tangga seperti kulit buah dan potongan sayur.
“Ecoenzym memiliki banyak manfaat. Selain mengolah sampah organik, ecoenzym juga berguna untuk detoksifikasi tubuh. Saya telah merasakannya selama 1,5 tahun, dan tubuh saya terasa lebih sehat serta energik,” katanya.
Pelatihan juga mencakup terapi detox menggunakan ecoenzym, yang dimulai dengan merendam kaki dalam air hangat yang dicampur ecoenzym selama 45 menit. Bagian bawah tubuh kemudian dibungkus rapat.
Eka Surianto, Kabid Sampah DLH Kota Batam, yang turut mengikuti terapi ini, merasakan tubuhnya lebih ringan dan bugar setelah mengikuti proses tersebut.
Ecoenzym juga memiliki potensi besar untuk meningkatkan hasil pertanian, mengatasi penyakit kulit, dan menyerap radiasi.
Zanuar Maulana Arif menambahkan, “Manfaat ecoenzym sangat luar biasa dan mudah diproduksi dari sampah rumah tangga. Jika masyarakat Batam menerapkannya, kita bisa mengatasi masalah sampah secara signifikan.”
Komunitas Kota Hijau Mangsang menargetkan untuk memproduksi 1 ton ecoenzym dalam setahun ke depan untuk digunakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Punggur.
“Kondisi TPA Punggur saat ini berpotensi menjadi bencana lingkungan jika dibiarkan. Dengan ecoenzym, kami berharap dapat mengalirkan udara dan mencegah penyebaran bibit penyakit,” jelas Arif.
Untuk mencapai target tersebut, komunitas bekerja sama dengan Bapro Fun Sharing dan Learning dalam sosialisasi dan edukasi.
Arif juga mengajak pelaku usaha dan industri untuk berpartisipasi dalam penanganan sampah organik.
Eka Surianto dari DLH Kota Batam memberikan dukungan positif terhadap inisiatif ini.
“Kami akan menjadwalkan sosialisasi lebih lanjut untuk memperluas jangkauan pilah sampah di Batam,” kata Eka.
Dengan upaya ini, Komunitas Kota Hijau Mangsang berharap dapat memberikan solusi efektif untuk mengatasi tantangan sampah di Batam dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan. (*)
Penulis: Amrullah Mursalim / Wartawan Tribunepos Batam
Jadilah bagian dari perjuangan Tribunepos, bangun Indonesia dengan Literasi!