Scroll untuk baca artikel
ArtikelBengkuluBeritaSejarah

Benteng Marlborough: Menyimpan Luka Sejarah Rakyat Bengkulu

×

Benteng Marlborough: Menyimpan Luka Sejarah Rakyat Bengkulu

Sebarkan artikel ini
Pemandangan Benteng Marlborough di Kota Bengkulu. (Dok. Tribunepos.umbaran.com)

BENGKULU, TRIBUNEPOS.COM – Benteng Marlborough, sebuah struktur megah yang dibangun di atas bukit buatan di pesisir Kota Bengkulu, tidak sekadar menjadi saksi bisu kehadiran Inggris di Nusantara, tetapi juga menyimpan kisah perlawanan rakyat yang heroik.

Didirikan pada 1714-1719 oleh East India Company (EIC) di bawah pimpinan Gubernur Joseph Callet, benteng ini dimaksudkan untuk memperkuat cengkeraman Inggris di wilayah yang kaya akan sumber daya alam.

Struktur benteng ini dirancang dengan mempertimbangkan kondisi geografis Bengkulu yang strategis.

Menghadap ke daratan dan memunggungi Samudra Hindia, Benteng Marlborough memiliki fungsi ganda: sebagai pertahanan dari serangan musuh dari arah laut dan sebagai pusat pengawasan terhadap aktivitas di daratan.

Bangunannya didominasi oleh dinding-dinding batu setinggi lebih dari enam meter, dengan parit-parit yang mengelilinginya, menciptakan benteng yang hampir tidak tertembus.

Benteng ini tidak hanya menjadi simbol kekuasaan, tetapi juga penindasan. Rakyat Bengkulu, yang lama tertekan oleh keberadaan Inggris, akhirnya bangkit melakukan perlawanan.

Peristiwa pembakaran Benteng Marlborough oleh rakyat Bengkulu merupakan puncak dari akumulasi rasa benci terhadap penjajah. Dalam kobaran api yang melalap benteng ini, rakyat Bengkulu mengirimkan pesan kuat bahwa tanah mereka bukan untuk dijajah.

Namun, upaya rakyat Bengkulu tidaklah mudah. Meskipun berhasil memaksa Inggris mengungsi ke Madras, benteng ini kemudian diperbaiki dan tetap menjadi markas Inggris hingga mereka menyerahkannya kepada Belanda pada 1825 sebagai bagian dari Traktat London.

Kini, setelah berabad-abad, Benteng Marlborough telah bertransformasi menjadi objek wisata sejarah yang menarik perhatian banyak pengunjung.

Mereka datang untuk melihat langsung kekuatan arsitektur kolonial yang masih tegak berdiri, meski terkikis waktu. Lorong-lorong gelap dan dingin di dalam benteng masih menyimpan sisa-sisa kehadiran Inggris, sementara meriam-meriam tua yang berkarat seolah menjadi saksi bisu pertempuran yang pernah terjadi.

Benteng ini juga menawarkan pemandangan menakjubkan dari atas bukit, di mana pengunjung bisa melihat bentangan laut Samudra Hindia yang luas dan perkampungan Kota Bengkulu yang sibuk.

Namun, di balik keindahan itu, Benteng Marlborough tetap menyimpan luka sejarah—luka dari masa-masa ketika rakyat Bengkulu harus bertarung melawan penjajah demi mempertahankan tanah air mereka.

Keberadaan Benteng Marlborough hari ini mengingatkan kita bahwa sejarah tidak boleh dilupakan.

Setiap sudutnya, setiap batu yang tersusun rapi, mengandung kisah perjuangan dan pengorbanan yang harus terus diwariskan kepada generasi mendatang.

Sebagai monumen sejarah, Benteng Marlborough adalah simbol perlawanan, sekaligus pengingat bahwa kemerdekaan yang dinikmati saat ini adalah hasil dari perjuangan panjang yang tak terelakkan. (*)

 

Jadilah bagian dari perjuangan Tribunepos, bangun Indonesia dengan Literasi!