MESUJI, TRIBUNEPOS.COM – Suara mesin molen bercampur hentakan cangkul terdengar beriringan beberapa pekan lalu di Desa Wira Bangun, Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji.
Derap langkah para pekerja, yang tak lain adalah warga desa setempat, bahu-membahu menuntaskan pembangunan jalan rabat beton sepanjang 524 meter.
Kini, jalan penghubung di RK 04 dan RK 05 itu tampak mulus, menjadi bukti konkret pembangunan dari Dana Desa (DD) tahap kedua tahun 2024.
Kustini, Kepala Desa Wira Bangun, menyatakan bahwa pembangunan jalan ini adalah hasil dari prioritas yang ditetapkan bersama warga.
“Tahun ini Dana Desa tahap kedua kita alokasikan sepenuhnya untuk pembangunan jalan rabat beton. Proses pengerjaannya melibatkan masyarakat desa, sesuai dengan semangat gotong-royong,” ujar Kustini saat ditemui di kantor desa pada Senin (4/11/2024).
Dengan total anggaran senilai Rp 411.039.524, jalan yang sebelumnya rusak dan tak layak dilalui kini berubah menjadi akses yang nyaman bagi warga.
Pembangunan jalan desa ini tak sekadar proyek infrastruktur, melainkan cermin perencanaan matang yang melibatkan usulan dari masing-masing RK. Hasil musyawarah desa dijadikan landasan utama dalam menentukan prioritas.
“Ke depan, pembangunan jalan-jalan penghubung antar RW dan RT akan terus menjadi fokus kami. Harapan masyarakat yang selama ini tertunda harus kami realisasikan satu per satu,” tegas Kustini.
Bagi masyarakat, jalan rabat beton ini lebih dari sekadar beton bertulang. Ia menjadi akses vital untuk memudahkan aktivitas sehari-hari—dari membawa hasil panen ke pasar, mengantarkan anak sekolah, hingga mempercepat mobilitas ekonomi desa.
Wahono, tokoh pemuda berusia 36 tahun, tak bisa menyembunyikan rasa puasnya.
“Kami sangat mendukung program ini. Sebelumnya, jalan di sini rusak parah dan sulit dilalui, terutama saat hujan. Sekarang, dengan jalan rabat beton ini, aktivitas warga jauh lebih mudah,” ungkapnya seraya menunjukkan bagian jalan yang kini mulus.
Menurut Wahono, perhatian pemerintah desa dalam membangun infrastruktur ini patut diapresiasi. Bagi masyarakat, keberhasilan ini juga menjadi simbol pembangunan berkelanjutan yang mereka idamkan.
“Harapannya pembangunan ini terus berlanjut. Jangan sampai berhenti di sini saja,” tambahnya.
Jalan rabat beton yang telah selesai ini seakan menjadi nyawa baru bagi Desa Wira Bangun.
Bagi Kustini dan jajaran pemerintah desa, keberhasilan ini baru langkah awal. Dengan anggaran yang transparan dan program prioritas berbasis musyawarah, cita-cita pemerataan pembangunan di desa tampaknya bukan lagi sekadar mimpi.
Pembangunan infrastruktur yang melibatkan warga seperti ini bukan hnianya tentang beton dan semen, tapi tentang membangun harapan—selangkah lebih dekat menuju desa yang maju dan sejahtera. **