TRIBUNEPOS.COM – Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024, kompetisi bergengsi yang telah menjadi bagian penting dari sejarah jurnalistik Indonesia sejak 1974, kembali diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Dengan total hadiah ratusan juta rupiah, acara ini memperebutkan penghargaan dalam lima kategori utama serta dua penghargaan khusus.
Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, menegaskan pentingnya ajang ini dalam kancah jurnalistik nasional.
“Anugerah Adinegoro adalah ajang penghargaan jurnalistik tertinggi di Indonesia. Pemenang Adinegoro mencerminkan karya jurnalistik nomor satu,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta.
Anugerah Jurnalistik Adinegoro tahun ini diselenggarakan terpisah dari Hari Pers Nasional (HPN) yang diperingati setiap 9 Februari, untuk lebih memfokuskan pada karya jurnalistik terbaik di era disrupsi.
“Anugerah Adinegoro 2024 memang diadakan terpisah dengan HPN untuk lebih menghidupkan spirit jurnalistik Adinegoro, tidak hanya di kalangan wartawan muda, tetapi juga masyarakat luas,” tambah Hendry.
Kategori dan Penghargaan
Kompetisi ini terbuka untuk semua wartawan Indonesia yang ingin mengirimkan karya dalam lima kategori utama:
1. Karya Jurnalistik Media Cetak
2. Karya Jurnalistik Media Daring/Siber
3. Karya Jurnalistik Media Video
4. Karya Jurnalistik Media Audio
5. Karya Jurnalistik Foto
Setiap pemenang kategori utama akan mendapatkan Piala Adinegoro dan hadiah uang sebesar Rp100 juta. Tahun ini, PWI juga memperkenalkan dua penghargaan khusus untuk pers kampus dan jurnalisme warga melalui media sosial, masing-masing dengan hadiah Rp25 juta.
“Agar gaung event Anugerah Adinegoro lebih bunyi dan tetap update mengikuti tren, PWI juga memberikan penghargaan khusus untuk pers kampus dan jurnalisme warga,” ungkap Hendry.
Tema dan Kriteria
Tema besar untuk Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024 adalah “Pers dan Demokrasi,” sementara untuk kategori pers kampus dan jurnalisme warga bertajuk “Gen Z Peduli Jadi Warga Dunia.” Peserta dapat mengirimkan karya mereka mulai 1 Agustus hingga 31 Desember 2024 melalui laman resmi kompetisi.
Karya jurnalistik yang dilombakan harus memenuhi kriteria “investigasi, kolaborasi, dan inovasi,” dengan penekanan pada investigasi mendalam, kolaboratif, dan inovatif dalam metodologi, teknologi, atau penyajian.
Karya jurnalistik pers kampus lebih mengutamakan kepedulian Gen Z menjadi warga dunia sejalan dengan semangat Adinegoro selama menjadi mahasiswa STOVIA
Mengenal Adinegoro
Adinegoro, yang lahir dengan nama Djamaluddin pada 14 Agustus 1904, menjadi inspirasi bagi mahasiswa Indonesia, terutama dalam ilmu komunikasi dan jurnalistik.
Karya-karyanya seperti Falsafah Ratu Dunia (1949) dan Publisistik dan Jurnalistik (1961) dikenal luas.
Meskipun buku-bukunya mulai tergantikan oleh literatur baru, warisan Adinegoro dalam mendorong peran anak muda dalam budaya dan pembangunan negara tetap hidup.
Sejarah Anugerah Jurnalistik Adinegoro
Anugerah Jurnalistik Pembangunan Adinegoro dimulai oleh PWI Cabang Jakarta Raya pada tahun 1974 dan dialihkan ke PWI Pusat pada tahun 1994, menjadi bagian dari rangkaian HPN.
Pada 2009, nama kompetisi ini berubah menjadi Anugerah Jurnalistik Adinegoro dengan fokus pada tema kemanusiaan dan demokrasi, bertujuan untuk memajukan profesionalisme pers dan penulisan berita di Indonesia.
Dengan semangat yang sama, Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024 diharapkan dapat kembali memacu semangat para wartawan dan masyarakat dalam menghasilkan karya jurnalistik berkualitas tinggi. (*)