Scroll untuk baca artikel
BeritaBerita DukaMuaraenimSumsel

Jenazah TKW Asal Gelumbang Sumsel, Akhirnya Bisa Dipulangkan di Tanah Air Setelah Dua Bulan Tertahan di Hong Kong

×

Jenazah TKW Asal Gelumbang Sumsel, Akhirnya Bisa Dipulangkan di Tanah Air Setelah Dua Bulan Tertahan di Hong Kong

Sebarkan artikel ini

PALEMBANG, TRIBUNEPOS.COM – Setelah hampir dua bulan menunggu dengan penuh haru dan duka, akhirnya jenazah Fahmi binti Nungcik, seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Sumsel, dimakamkan di tanah kelahirannya.

Fahmi yang meninggal di Hong Kong pada 24 Juli 2024 lalu menjadi salah satu kisah memilukan yang menggambarkan perjuangan panjang para pekerja migran dalam menghadapi berbagai rintangan, baik di saat hidup maupun setelah meninggal.

Pada Rabu, 18 September 2024, jenazah Fahmi tiba di Gelumbang setelah sebelumnya diterbangkan dari Hong Kong menuju Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Dari Cengkareng, perjalanan dilanjutkan melalui jalur darat dengan fasilitas transportasi yang disediakan oleh BP3MI.

Serah terima jenazah dilakukan pagi harinya langsung kepada Lurah Gelumbang, disaksikan oleh Camat Gelumbang serta Ketua RT dan RW setempat.

Proses pemulangan jenazah Fahmi binti Nungcik merupakan hasil dari upaya bersama antara keluarga, pemerintah daerah, dan berbagai organisasi masyarakat yang peduli.

Forum Pemuda Gelumbang Raya Bersatu dan Forum Relawan Masjid Babussalam Gelumbang turut mewakili keluarga almarhumah dalam menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo, yang telah memberikan perhatian dan bantuan dalam proses pemulangan ini.

Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Pejabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan, BP3MI, serta Pj Bupati Muara Enim yang memberikan bantuan dana sebesar Rp 120 juta melalui Dinas Ketenagakerjaan dan BAZNAS untuk menutupi biaya pemulangan.

“Kami, atas nama keluarga dan masyarakat Gelumbang, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Presiden Joko Widodo, PJ Gubernur Sumsel, BP3MI, dan PJ Bupati Muara Enim. Tanpa bantuan dari berbagai pihak, mungkin jenazah almarhumah masih tertahan di Hong Kong hingga hari ini,” ujar Khoirul Imam, Ketua Forum Pemuda Gelumbang Raya Bersatu, yang secara aktif mengawal proses pemulangan ini.

Kisah Fahmi binti Nungcik tak hanya menyentuh hati warga Gelumbang, tetapi juga masyarakat Indonesia yang peduli dengan nasib para pekerja migran.

Sejak awal, keluarga almarhumah dan masyarakat desa tak henti-hentinya berdoa agar jenazah Fahmi bisa segera pulang ke tanah air.

Mereka mengharapkan pemerintah memberikan perhatian khusus pada kasus ini, mengingat jasa besar Fahmi sebagai pahlawan devisa yang telah bekerja keras demi keluarganya.

Fahmi yang meninggal pada usia 45 tahun merupakan salah satu dari ribuan TKW yang meninggalkan kampung halaman demi mencari nafkah di negeri orang.

Kehidupannya di Hong Kong penuh tantangan, namun ia tetap bertahan demi keluarga tercinta di Gelumbang.

Kepergiannya membawa duka mendalam bagi suami dan anak-anak yang ditinggalkannya, serta bagi masyarakat yang mengenalnya sebagai sosok pekerja keras dan tangguh.

Proses pemulangan jenazah Fahmi tidaklah mudah. Biaya pemulangan yang mencapai Rp 120 juta menjadi penghalang utama.

Keluarga yang sudah berada dalam keadaan berkabung pun harus dihadapkan pada masalah finansial yang berat.

Berkat bantuan pemerintah dan berbagai pihak terkait, kendala tersebut akhirnya bisa diatasi.

Pemerintah Daerah Muara Enim melalui Dinas Tenaga Kerja dan BAZNAS Muara Enim memberikan dukungan penuh untuk menutupi biaya pemulangan jenazah dari Hong Kong hingga Gelumbang.

Forum Pemuda Gelumbang Raya Bersatu bersama Forum Relawan Masjid Babussalam Gelumbang juga memainkan peran penting dalam menggalang dukungan dan bantuan untuk keluarga almarhumah.

Mereka berharap kejadian serupa tidak perlu terjadi lagi di masa depan, di mana jenazah seorang pekerja migran harus tertahan di luar negeri karena kendala biaya pemulangan.

“Fahmi adalah pahlawan bagi keluarga dan negara. Sudah sepatutnya negara hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mereka yang telah berjuang hingga akhir hayatnya,”

Keberhasilan pemulangan jenazah Fahmi juga menunjukkan betapa pentingnya peran pemerintah dan berbagai organisasi dalam mendampingi para pekerja migran Indonesia, terutama ketika mereka menghadapi kesulitan di luar negeri.

Para pekerja migran, khususnya TKW, sering kali menghadapi berbagai masalah di negara tempat mereka bekerja, mulai dari kondisi kerja yang tidak manusiawi hingga perlakuan diskriminatif. Kasus Fahmi binti Nungcik hanya satu dari sekian banyak permasalahan yang menimpa TKW Indonesia di luar negeri.

Kini, dengan tibanya jenazah di kampung halaman, keluarga Fahmi dan warga Gelumbang bisa mengucapkan selamat tinggal kepada sosok pahlawan devisa yang telah mereka nantikan selama hampir dua bulan.

Fahmi dimakamkan dengan penuh penghormatan di pemakaman umum desa, disaksikan oleh keluarga, kerabat, dan masyarakat setempat. Tangis haru mewarnai prosesi pemakaman, namun di balik itu semua, ada rasa lega karena akhirnya Fahmi bisa kembali ke tanah air untuk beristirahat dalam damai.

Meskipun almarhumah telah pergi untuk selamanya, perjuangan dan pengorbanannya akan selalu dikenang oleh keluarga dan masyarakat yang ditinggalkannya.

Kepulangan Fahmi bukan hanya sekadar pemulangan jenazah, tetapi juga bentuk penghargaan bagi para pekerja migran yang telah memberikan kontribusi besar bagi negara.

Bagi warga Gelumbang, Fahmi adalah pahlawan yang sejati, dan kepergiannya akan selalu diingat sebagai bagian dari sejarah panjang perjuangan para TKW Indonesia. (*)

 

Jadilah bagian dari perjuangan Tribunepos, bangun Indonesia dengan literasi!