Oleh: H. Harris Fadillah Tohir (Tokoh Masyarakat, Pengusaha dan Pemuka Agama Sumatera Selatan)
ADA pepatah lama yang berbunyi, “Rumah tangga adalah madrasah pertama bagi anak-anak.” Tetapi apa jadinya jika pendidik di madrasah itu—ayah dan ibu—tidak memiliki bekal ilmu agama?
Seorang suami yang menjadi pemimpin keluarga seharusnya tidak hanya memastikan kebutuhan materi terpenuhi, tetapi juga spiritual. Jika ia tidak belajar ilmu agama, bagaimana ia akan memimpin istrinya dengan kebijaksanaan yang selaras dengan nilai-nilai Islam? Sebab tanpa ilmu agama, keputusannya dalam membimbing rumah tangga sering kali lebih dipengaruhi oleh ego daripada hikmah.
Peran Istri sebagai Sekolah Kehidupan
Begitu pula dengan seorang istri, yang sering disebut sebagai “sekolah pertama bagi anak-anaknya.” Jika ia tidak belajar ilmu agama, maka nilai-nilai apa yang akan ia tanamkan kepada buah hatinya? Zaman yang semakin modern sering kali menggoda keluarga Muslim untuk mengabaikan pendidikan agama demi mengejar prestasi akademik semata. Padahal, ilmu dunia tanpa pondasi agama hanya akan membuat manusia tersesat di persimpangan kehidupan.
Doa Anak yang Tak Tersampaikan
Seorang anak yang dibesarkan tanpa ilmu agama mungkin tumbuh pintar, sukses, dan kaya. Namun, ketika orang tua mereka tiada, anak ini tidak tahu bagaimana cara mendoakan mereka. Bahkan, dalam kondisi tertentu, ia lupa berterima kasih kepada kedua orang tuanya. Lantas, apa yang tersisa? Bukankah doa anak yang saleh adalah amal jariyah yang paling berharga?
Aset Termahal adalah Anak Saleh dan Saleha
Tidak sedikit keluarga yang menginvestasikan waktu dan uang untuk pendidikan terbaik anak-anak mereka. Namun, sering kali lupa bahwa aset termahal dalam hidup ini adalah anak yang saleh dan saleha. Anak-anak seperti inilah yang kelak akan menjadi penerang bagi kedua orang tuanya di alam barzakh, mengantarkan mereka menuju surga.
Kembali ke Titik Nol
Maka, saatnya kita bertanya kepada diri sendiri: sudahkah kita, sebagai suami atau istri, belajar ilmu agama? Sudahkah kita menanamkan nilai-nilai Islam kepada anak-anak kita? Jangan sampai kita sibuk membangun masa depan duniawi, namun lupa membangun jembatan menuju akhirat.
Rumah tangga yang kokoh bukan hanya dibangun dari materi, tetapi dari ruhiyah yang hidup. Mari menjadikan ilmu agama sebagai prioritas utama, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk seluruh anggota keluarga. Sebab, pada akhirnya, yang tersisa hanyalah amal dan doa.
Ilmu agama adalah cahaya, dan keluarga tanpa cahaya akan berjalan dalam gelap. **