Laporan Jurnalis: Ade S Husein dan Recita Zaskiah | Tribunepos Ogan Ilir
OGAN ILIR, TRIBUNEPOS — Di usia senjanya, Komariyati (70) hanya bisa merangkak untuk berpindah tempat. Matanya buta, tubuhnya renta. Di rumah sederhana di Desa Seri Tanjung, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel, ia hidup bersama anaknya yang mengalami gangguan jiwa (ODGJ).
Hari-hari mereka bertahan dengan dua tumpuan, bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp900 ribu yang cair tiga bulan sekali, serta penghasilan anak lainnya yang sesekali bekerja sebagai sopir truk. Itu pun jauh dari cukup.
Kalau untuk kebutuhan harian, tentu masih sangat kurang. Kadang hanya cukup untuk beras.
Komariyati menjalani hidup dengan tabah. Untuk beribadah, ia tetap menunaikan salat meski harus merangkak. Sementara ia harus menghidupi sang anak yang keterbatasan mental.

Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Desa Seri Tanjung melalui Sekretaris Desa, Juliadi, membenarkan keluarga ini sudah mendapatkan bantuan BLT Rp900 ribu per tiga bulan.
“Iya benar, ibu Komaria mendapat bantuan BLT Rp900 ribu per tiga bulan,” ujarnya.
Komariyati termasuk kategori warga rentan yang mestinya mendapat perhatian lebih.

Kisah Komariyati adalah potret nyata kehidupan warga miskin di pedesaan di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, yang bertahan dengan segala keterbatasan, menaruh harapan pada secuil bantuan.
Warga sekitar berharap pemerintah tidak hanya mengandalkan bantuan uang tunai, melainkan juga memberi intervensi nyata—mulai dari sembako, layanan kesehatan bagi anak ODGJ, hingga program pemberdayaan keluarga rentan.
Semoga Bupati Ogan Ilir Panca Wijaya Akbar mendengar. **