BATAM, TRIBUNEPOS – Keberadaan hutan mangrove di Batam kian terancam oleh maraknya pembangunan dan investasi di kawasan pesisir. Komunitas Peduli Mangrove Batam mengimbau seluruh masyarakat untuk segera bertindak dalam menjaga kelestarian ekosistem yang vital ini. Thomas AE, salah satu aktivis komunitas peduli mangrove Batam menegaskan bahwa hutan mangrove adalah anugerah yang harus dilindungi demi masa depan.
“Hutan mangrove di Batam bukan hanya habitat bagi ikan, kepiting, dan udang, tetapi juga penting untuk keseimbangan lingkungan,” ujar Thomas kepada media di Sekupang, Batam, Selasa (9/7/2024).
Menurut Thomas, komunitasnya tidak menolak kehadiran investor, baik domestik maupun internasional, asalkan dampak lingkungan diperhitungkan dengan seksama. “Jika dikelola dengan bijak, hutan mangrove bisa dikembangkan menjadi kawasan ekowisata,” ujarnya.
Mangrove, jelas Thomas, berfungsi sebagai benteng alami yang mencegah abrasi dan kerusakan pantai, serta membantu mengurangi dampak pemanasan global. Tanpa mangrove, perumahan di Batam yang berhadapan dengan lautan lepas akan terancam, terutama saat musim angin utara.
“Kami mendukung investasi yang membuka lapangan kerja di Batam, namun keseimbangan antara bisnis dan lingkungan, serta keberadaan nelayan, harus dijaga,” tegasnya.
Kepala KPHL II, Lamhot Sinaga, mengarahkan untuk melihat data tentang luas mangrove di Batam melalui Peta Mangrove Nasional. “Di era keterbukaan ini, semua data bisa diakses di internet,” katanya. Lamhot juga memastikan bahwa hutan yang dilindungi di Batam masih banyak dan terjaga sesuai fungsinya.
Di tengah tekanan pembangunan dan investasi yang terus meningkat, Komunitas Peduli Mangrove Batam berupaya keras untuk menjaga kelestarian hutan mangrove sebagai warisan alam yang tak ternilai. **