Laporan Jurnalis: Komaria/ Tribunepos Ogan Ilir
OGAN ILIR, TRIBUNEPOS – Warga Desa Tanjung Alai, Kecamatan Kandis, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, hingga kini masih hidup tanpa akses air bersih dari PDAM. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka hanya mengandalkan 19 sumur bor dan sejumlah sumur gali yang sering kali keruh.
Kepala Desa Tanjung Alai, Darul, mengatakan kondisi itu sudah berlangsung lama.
Pada 2016, desa sempat mendapat program tangki air bersama yang digadang-gadang menjadi solusi sementara.
Namun, fasilitas tersebut hanya bertahan enam tahun. Sejak 2022, mesin rusak dan tidak lagi berfungsi.
“Sekarang warga kembali bergantung pada sumur bor dan sumur gali, padahal kualitas airnya sering keruh,” ujar Darul kepada Tribunepos, Selasa (16/9/25).
Ketiadaan jaringan PDAM membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih layak konsumsi.
Untuk kebutuhan minum dan memasak, sebagian keluarga terpaksa membeli air isi ulang. Adapun air sumur yang keruh hanya dipakai untuk mandi dan mencuci.
Menurut Darul, keberadaan 19 sumur bor dan puluhan sumur gali tak mampu sepenuhnya memenuhi kebutuhan warga. Apalagi saat musim kemarau, beberapa sumur mengering sehingga memaksa warga antre untuk mendapatkan air.
“Harapan kami sederhana, agar PDAM bisa segera masuk ke Tanjung Alai. Warga butuh kepastian akses air bersih, bukan lagi janji,” katanya.
Darul menegaskan, ketersediaan air bersih adalah kebutuhan dasar yang tak bisa ditunda.
Namun, hingga kini, masyarakat Tanjung Alai masih harus bertahan dengan kondisi seadanya, sembari menunggu aliran PDAM yang dijanjikan pemerintah tak kunjung tiba. **