Scroll untuk baca artikel
ArtikelBeritaNasionalOgan IlirSumsel

Ogan Ilir Raih Peringkat Teratas Kabupaten Paling Kompetitif di Sumsel Versi IDSD BRIN 2024

×

Ogan Ilir Raih Peringkat Teratas Kabupaten Paling Kompetitif di Sumsel Versi IDSD BRIN 2024

Sebarkan artikel ini
Ogan Ilir, Si Manis dari Tanah Nanas. _dok.Tribunepos.umbaran.com

TRIBUNEPOS Prestasi membanggakan diraih Kabupaten Ogan Ilir. Dalam laporan terbaru Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) 2024 yang dirilis oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ogan Ilir dinobatkan sebagai kabupaten paling kompetitif di Provinsi Sumatera Selatan, menempati posisi teratas di antara seluruh kabupaten di wilayah ini.

Capaian ini tak hanya menjadi kabar menggembirakan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi pengakuan atas transformasi pembangunan dan kekuatan ekonomi lokal yang terus berkembang — salah satunya melalui sektor andalan komoditas nanas.

Apa Itu IDSD?

Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) merupakan instrumen evaluatif yang digunakan untuk mengukur daya saing suatu daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

IDSD menjadi referensi strategis dalam penyusunan kebijakan pembangunan yang berbasis data dan bukti (evidence-based policy), sekaligus menggambarkan kesiapan suatu daerah dalam menghadapi tantangan pembangunan jangka panjang.

Lebih dari Sekadar Skor

Peringkat teratas atau tertinggi yang diraih Ogan Ilir bukan sekadar angka dalam laporan statistik. Lebih dari itu, capaian ini menjadi cerminan dari keberhasilan pembangunan daerah yang terarah, inklusif, dan berkelanjutan.

Sebagai kabupaten yang dikenal luas sebagai sentra produksi nanas terbesar di Sumsel, Ogan Ilir kini mempertegas posisinya sebagai model daerah maju berbasis potensi lokal.

Siapa sangka, di balik hamparan sawah dan kanal-kanal irigasi yang membentang di Kabupaten Ogan Ilir, tumbuh buah tropis yang makin menarik perhatian nasional: nanas. Tanaman ini bukan sekadar buah biasa bagi warga Ogan Ilir. Di kecamatan seperti Tanjung Batu, Rambang Kuang, hingga Indralaya Selatan, nanas menjadi sumber penghidupan, lambang ketekunan, bahkan identitas lokal. Cita rasanya manis legit, kadang sedikit asam menyegarkan, dan beraroma tajam alami — ciri khas nanas yang tumbuh di tanah gambut dan berpasir kawasan ini. _dok.Tribunepos.umbaran.com (ist)

Ogan Ilir, Si Manis dari Tanah Nanas

Di balik bentangan hamparan sawah dan kanal-kanal irigasi yang menjadi lanskap khas Ogan Ilir, tumbuh sebuah potensi unggulan yang kini makin bersinar: nanas.

Di kecamatan seperti Tanjung Batu, Rambang Kuang, Indralaya Selatan, hingga Payaraman, nanas telah menjadi lebih dari sekadar komoditas pertanian. Ia telah menjelma menjadi ikon identitas lokal, simbol ketekunan, dan tulang punggung ekonomi masyarakat.

Cita rasanya yang manis legit, aroma yang khas, serta daya tahan terhadap kondisi iklim ekstrem membuat nanas Ogan Ilir memiliki nilai jual tinggi, baik di pasar lokal maupun regional.

Dalam beberapa tahun terakhir, budidaya nanas di Ogan Ilir mengalami perkembangan signifikan. Dari usaha kecil tradisional, kini telah tumbuh kelompok tani terpadu yang memasok nanas ke pasar-pasar besar di Palembang dan daerah lainnya.

Melalui dukungan Dinas Pertanian, Ogan Ilir kini tengah mengembangkan hilirisasi produk nanas. Beberapa produk olahan yang telah dikembangkan antara lain: Dodol nanas, Keripik nanas, Jus nanas dan selai Nanas dalam kemasan modern.

Sebagian UMKM telah mendapatkan pelatihan dan sertifikasi, bahkan mulai menjajaki peluang ekspor ke pasar internasional. Upaya ini menunjukkan bahwa nanas bukan sekadar produk hortikultura, tetapi simbol transformasi ekonomi berbasis inovasi dan kearifan lokal.

Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar sedang melihat produksi serat nanas dari pelepah daun nanas. _dok. Tribunepos.umbaran.com (ist)

Mimpi Bupati Ingin Bangun Pabrik Serat Nanas Terbesar di Indonesia

Melihat potensi luar biasa dari limbah daun nanas, Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir berencana membangun pabrik pengolahan serat nanas terbesar di Indonesia.

Rencana ini diungkapkan oleh Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar, pada November 2023 lalu. Menurutnya, serat dari daun nanas memiliki nilai ekonomi tinggi dan bisa diolah menjadi berbagai produk fesyen seperti pakaian, tas, dan sepatu.

Harapannya, Ogan Ilir bisa menjadi pionir dan contoh nasional dalam produksi serat nanas.

Data BPS menunjukkan bahwa sekitar 96 persen produksi nanas di Sumsel berasal dari Ogan Ilir. Berdasarkan perhitungan, satu hektar lahan nanas berpotensi menghasilkan Rp 3 juta per bulan hanya dari pelepah daunnya. Serat yang telah diolah bahkan dihargai hingga Rp 200 ribu per kilogram di pasar ekspor.

Pemerintah daerah telah menyalurkan 8 unit mesin pengolah serat kepada kelompok pengrajin, dan tengah mempersiapkan pembangunan pabrik skala industri guna mempercepat hilirisasi sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

Transformasi Petani Nanas

Produksi nanas Ogan Ilir pada tahun 2022 tercatat mencapai 4.215.919 kuintal, menjadikannya penghasil nanas terbesar di Sumatera Selatan. Sentra produksi tersebar di beberapa kecamatan seperti Payaraman, Muara Kuang, Lubuk Keliat, dan Tanjung Batu.

Meski dikenal sebagai lumbung nanas, sebagian besar pengelolaan masih dilakukan secara tradisional. Petani umumnya hanya menjual buah segar, sementara daun dan limbah lainnya belum diolah secara maksimal.

Kini, paradigma mulai bergeser. Pemanfaatan limbah sebagai bahan baku serat bernilai tinggi menjadi fokus pengembangan, mengikuti jejak daerah lain yang telah sukses dalam pengolahan limbah hortikultura.

 

Berikut 7 Kabupaten Paling Kompetitif di Sumatera Selatan versi IDSD BRIN (2024):

1. Kabupaten Ogan Ilir – Skor: 3,79
Mengandalkan potensi pertanian unggulan, peningkatan infrastruktur, dan kualitas SDM.

2. Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) – Skor: 3,77
Menonjol dalam sektor pendidikan dan pelayanan publik yang inovatif.

3. Kabupaten Lahat – Skor: 3,52
Kombinasi keindahan alam dan tata kelola pembangunan yang progresif.

4. Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur) – Skor: 3,52
Fokus pada pemerataan pembangunan dan akses pendidikan yang merata.

5. Kabupaten Musi Rawas – Skor: 3,42
Memperkuat sektor pertanian dan energi berbasis partisipasi masyarakat.

6. Kabupaten Empat Lawang – Skor: 3,40
Tumbuh pesat di bidang pendidikan dan reformasi birokrasi.

7. Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) – Skor: 3,37
Sukses mengelola potensi wilayah yang luas dengan pembangunan infrastruktur yang masif.

**

Jurnalis: Masykur NK | Editor: SPH

 

Editor: SPH