Scroll untuk baca artikel
AgamaBeritaHukum & KriminalNasionalPalembangSumselViral

Ormas Islam Sumsel Kutuk Keras Aksi Brutal Ormas Perjuangan Wali Songo Indonesia Laskar Sabilillah

×

Ormas Islam Sumsel Kutuk Keras Aksi Brutal Ormas Perjuangan Wali Songo Indonesia Laskar Sabilillah

Sebarkan artikel ini
Forum ormas Islam, pesantren, dan tokoh masyarakat di Palembang menyatakan sikap tegas, menolak keberadaan Ormas Perjuangan Wali Songo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) yang dinilai mengancam kerukunan dan persatuan bangsa. (Foto: Hendri Oman/ Tribunepos)
Laporan: Hendri Oman/ Jurnalis Tribunepos

PALEMBANG, TRIBUNEPOS Gelombang penolakan terhadap Ormas Perjuangan Wali Songo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) menguat di Sumatera Selatan. Forum ormas Islam, pesantren, dan tokoh masyarakat di Palembang menyatakan sikap tegas, menolak keberadaan PWI LS yang dinilai mengancam kerukunan dan persatuan bangsa.

Pernyataan itu disampaikan dalam aksi orasi di sebuah lapangan futsal, Palembang, Selasa, 19 Agustus 2025.

Forum yang berisi puluhan ormas, majelis taklim, dan pesantren itu menuding PWI LS sebagai kelompok anarkis setelah menyerang acara Tabligh Akbar di Pemalang, Jawa Tengah, 23 Juli lalu.

Insiden itu melukai tujuh orang dan nyaris memicu kepanikan ribuan jamaah, termasuk perempuan dan anak-anak.

“Kami mengutuk keras aksi brutal PWI LS. Ini tindakan melawan hukum, terstruktur, dan mengancam nyawa warga,” tegas Ustadz King saat membacakan pernyataan sikap yang ditujukan kepada Gubernur Sumsel, Kapolda, Pangdam II/Sriwijaya, hingga Presiden Prabowo Subianto.

Forum menilai penyerangan PWI LS bukan insiden tunggal, melainkan bagian dari pola provokasi yang sistematis dan diskriminatif. Mereka menuding kelompok itu kerap melakukan persekusi terhadap dai, membubarkan pengajian, hingga menyebarkan narasi adu domba.

“PWI LS harus dibubarkan. Ini ancaman serius bagi persatuan nasional,” ujar King.

Kesaksian serupa diungkapkan Ustadz Irman dari Bang Japar. Ia mengaku pernah diancam langsung oleh anggota PWI LS ketika hendak menggelar pengajian di kawasan Sako, Palembang.

“Mereka terang-terangan menantang akan membubarkan pengajian,” katanya.

Dukungan juga datang dari parlemen daerah. Anggota DPRD Palembang, Mgs. Saiful Padli, menegaskan Sumsel tidak boleh menjadi ruang tumbuhnya kelompok pemecah belah.

“Sumsel ini rumah damai, baik bagi muslim maupun nonmuslim. Kita tidak bisa berdiam diri. Sebelum riak konflik membesar, harus kita lawan,” ujarnya lantang.

Saiful menekankan pentingnya kolaborasi antara ulama dan pemerintah untuk menutup ruang provokasi.

“Kami akan terus bersuara agar Sumsel tetap rukun dan terjaga. Jangan biarkan kelompok ekstrem merusak harmoni yang sudah ada,” katanya.

**