Laporan Jurnalis: Recita/ Tribunepos Ogan Ilir
OGAN ILIR, TRIBUNEPOS – Dari limbah yang kerap dianggap tak bernilai, lahir peluang usaha yang mendukung ketahanan pangan. Hiryana, istri Kepala Desa Ulak Kerbau Baru, Kecamatan Tanjung Raja, telah menekuni usaha pupuk organik berbahan kotoran ayam selama lebih dari dua dekade.
Sejak sekitar 20 tahun lalu, Hiryana bersama sang suami, Muhammad, mengolah kotoran ayam dari peternak sekitar menjadi pupuk organik.
Prosesnya sederhana, kotoran dikumpulkan, difermentasi, lalu dikemas dalam karung. Setiap karung dijual dengan harga Rp35 ribu, dipasarkan langsung kepada petani maupun warga desa.
“Awalnya hanya untuk mengurangi limbah kotoran ayam yang menumpuk. Tapi ternyata permintaan pupuk organik semakin tinggi, terutama dari para petani,” tutur Hiryana saat diwawancarai Tribunepos, Senin (15/9/25).
Selain menambah pendapatan keluarga, usaha ini juga membuka peluang bagi warga sekitar untuk ikut terlibat.
Pupuk organik hasil olahan mereka kini menjadi alternatif ramah lingkungan bagi petani yang mulai mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
“Harapan saya, usaha ini tidak hanya bermanfaat untuk keluarga kami, tapi juga membuka peluang kerja dan memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat,” ujar Hiryana.
Ke depan, ia bercita-cita mengembangkan usaha ini dalam skala lebih besar, agar pupuk organik dari Desa Ulak Kerbau Baru bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Usaha pupuk organik yang digagas Hiryana menjadi bukti bahwa peran ibu kepala desa tidak sebatas mendampingi suami dalam tugas pemerintahan.
Dengan ide sederhana namun berdampak besar, ia mampu mengubah limbah menjadi berkah, sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar.
Sosok inovatif seperti Hiryana pantas dijadikan teladan. Semoga langkahnya dapat menginspirasi ibu-ibu kepala desa lainnya untuk berani berkreasi, menciptakan peluang, dan menghadirkan manfaat nyata bagi desa yang mereka cintai. **