Scroll untuk baca artikel
BeritaDesaOgan IlirPertanian & PerkebunanSumsel

Pertanian Jadi Nafas Utama, Desa Tanjung Alay Andalkan Panen Padi

×

Pertanian Jadi Nafas Utama, Desa Tanjung Alay Andalkan Panen Padi

Sebarkan artikel ini
Darul, Kepala Desa Tanjung Alay. (Foto: Tribunepos)
Laporan Jurnalis: Tri Andini Firdanti/ Tribunepos Ogan Ilir

OGAN ILIR, TRIBUNEPOS Desa Tanjung Alay, Kecamatan Kandis, Ogan Ilir, menjadikan pertanian padi sebagai program unggulan yang menopang mayoritas warganya. Sekitar 95 persen penduduk desa yang berprofesi sebagai petani, sejak lama menggantungkan hidup dari sawah dan hasil panen.

Kepala Desa Tanjung Alay, Darul, menyebut pertanian bukan hanya mata pencaharian, tetapi juga jantung ekonomi desa.

“Setiap musim panen, rata-rata hasilnya mencapai 4–5 ton per hektare. Inilah yang menjadi penopang utama kehidupan masyarakat,” ujarnya kepada Tribunepos, Selasa (16/9/25).

Dengan harga gabah yang berkisar Rp6.500 per kilogram, hasil panen warga biasanya langsung diserap tengkulak yang datang ke desa. Sistem distribusi sederhana ini membuat petani lebih mudah menjual hasil panen, meski harga sering bergantung pada tengkulak.

Untuk menunjang produktivitas, pemerintah desa membangun jalan pertanian serta infrastruktur pendukung lain agar distribusi hasil panen lebih lancar.

Menurut Darul, infrastruktur jalan desa menjadi salah satu prioritas pembangunan selama masa jabatannya.

“Kalau jalan ke sawah bagus, petani bisa lebih cepat mengangkut hasil panen. Itu sangat berpengaruh terhadap biaya dan tenaga,” katanya.

Program pertanian ini sudah berjalan lebih dari lima tahun terakhir, seiring masa kepemimpinan Darul. Aktivitas tanam dan panen berlangsung rutin setiap 3–4 bulan sekali, memberi denyut kehidupan yang tak pernah putus bagi masyarakat desa.

Bagi warga Tanjung Alay, sawah bukan sekadar lahan, melainkan sumber harapan yang terus mereka rawat demi keberlangsungan hidup keluarga. **