OGAN ILIR, TRIBUNEPOS – Sabtu pagi itu, suasana di kampus Pondok Pesantren Modern (PPM) Albasya, Desa Payakabung, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, terasa lebih khidmat. Para santri berkumpul untuk mengikuti penutupan Masa Taaruf Santri (Mastasa) dan Kuliah Iftitah tahun pelajaran 2024-2025. Kegiatan ini bukan sekadar seremoni rutin, melainkan sebuah momentum untuk menanamkan pentingnya menuntut ilmu di tengah tantangan zaman.
Dari mimbar utama, Mudir PPM Albasya, TGM Kuntum Khairu Basa, SEI, MEI, menyampaikan pesan yang mendalam. Ia mengutip Surat At-Taubah ayat 122, menegaskan bahwa tidak semua orang harus pergi ke medan perang. Ada yang harus tinggal dan memperdalam pengetahuan agama, demi memberi peringatan dan menjaga kaumnya dari kesesatan.
“Ilmu adalah cahaya yang membimbing kita dalam kegelapan. Tugas kita adalah menuntut ilmu, mengamalkannya, dan menyebarkannya,” ujar Ustadz Kuntum dengan suara tegas namun penuh kebijaksanaan, Sabtu, 20 Juli 2024.
![](https://tribunepos.umbaran.com/wp-content/uploads/2024/07/IMG-20240720-WA0048.jpg)
Acara yang dipandu oleh Ustadzah Hanna dimulai dengan pembacaan Ummul Kitab Alquran, dilanjutkan lantunan ayat suci oleh Ustadz Febri, serta himne pondok yang dinyanyikan bersama. Suasana menjadi lebih meriah dengan laporan dari ketua panitia Mastasa, Ustadz Febri, yang menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak di PPM Albasya.
Mastasa tahun ini diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari pembekalan di kelas hingga pawai santri yang membawa atribut daerah asal mereka. “Kami berusaha menanamkan kebanggaan pada identitas mereka, sambil tetap menekankan pentingnya persatuan dan ilmu,” jelas Ustadz Febri.
Di hadapan para santri, Ustadz Kuntum kembali menekankan pentingnya pembagian tugas dalam masyarakat Islam. “Ada yang berjihad di medan perang, ada yang berjihad dengan ilmu. Keduanya sama pentingnya,” katanya. Ustadz Kuntum, yang tengah menyelesaikan studi doktoralnya tentang potensi zakat, menambahkan bahwa ilmu yang dipelajari harus bermanfaat untuk mencerdaskan umat, bukan untuk mengejar kepentingan pribadi.
![](https://tribunepos.umbaran.com/wp-content/uploads/2024/07/IMG-20240720-WA0049.jpg)
Penutupan Mastasa kali ini juga dimeriahkan dengan pembagian hadiah dan sertifikat bagi para santri berprestasi. Arman, santri kelas 10 MA Albasya, meraih juara dalam lomba Muhadharah dan Kaligrafi. M. Khoirul Azzam menjadi juara praktik ibadah, sementara gelar juara umum diraih oleh Geng 4G, dan juara terfavorit oleh Komunitas Muslim.
Kuliah Iftitah yang disampaikan oleh Kepala MA PPM Albasya, Ustadz Sarono P Sasmito, SPd, menjadi penutup yang sempurna. “Pelajarilah Alquran dan hadits dengan serius, karena itu pedoman hidup kita. Hormati guru dan sesama santri, karena adab adalah bagian penting dari ilmu,” ujar Ustadz Sarono, memotivasi para santri.
Pagi itu, di bawah naungan langit Ogan Ilir, PPM Albasya tidak hanya menutup sebuah acara, tetapi juga membuka lembaran baru bagi para santri untuk menuntut ilmu dengan semangat jihad yang hakiki. (*)