Scroll untuk baca artikel
BeritaNasionalPolitikViral

Psikolog Politik Bongkar ‘Framing’ di Balik Memanas Lagi Hubungan Jokowi-PDIP

×

Psikolog Politik Bongkar ‘Framing’ di Balik Memanas Lagi Hubungan Jokowi-PDIP

Sebarkan artikel ini

TRIBUNEPOS Pernyataan relawan Pro Jokowi (Projo) yang menyebut Presiden ketujuh, Joko Widodo atau Jokowi, bisa menghancurkan PDIP jika kesabarannya habis, dinilai sebagai bentuk framing politik untuk membangun persepsi publik tertentu.

Psikolog politik Wawan Kurniawan menjelaskan bahwa pernyataan semacam ini termasuk dalam ‘strategic framing’, yaitu teknik menyusun narasi untuk memengaruhi bagaimana publik menilai suatu aktor atau peristiwa.

Wawan mencontohkan dua narasi yang digunakan “PDIP keterlaluan kepada Jokowi” dan “Jokowi masih dicintai rakyat”.

Pernyataan ini membangun citra Jokowi sebagai figur yang dizalimi sekaligus simbol kekuatan populis serta sumber elektoral yang masih kuat.

Selain itu, klaim bahwa PDIP hanya meraih 16 persen suara karena ‘melawan Jokowi’ juga masuk dalam strategi causal attribution, yakni menghubungkan kekalahan PDIP secara langsung dengan sikapnya terhadap Jokowi, mengabaikan faktor lain seperti strategi kampanye atau dinamika internal partai.

Lebih lanjut, Wawan menyoroti pernyataan Projo yang menyebut Jokowi bisa menghancurkan PDIP sebagai bentuk threat framing, yaitu strategi komunikasi untuk memberikan sinyal adanya konsekuensi besar jika PDIP terus menyerang Jokowi.

“Tujuannya bisa beragam, bisa menakut-nakuti lawan politik, menguatkan posisi tawar Jokowi dalam negosiasi kekuasaan, hingga menggalang simpati dari massa netral,” kata Wawan.

Menurutnya, pola framing semacam ini bukan hal baru dalam politik. Narasi ancaman dan pembalasan kerap digunakan untuk membentuk opini publik sekaligus memengaruhi dinamika kekuatan di tingkat elite.

Memanasnya Lagi Hubungan Jokowi-PDIP

Pernyataan Projo ini muncul di tengah ketegangan antara Jokowi dan PDIP yang semakin memanas.

Sebelumnya, Jokowi mengaku terus difitnah oleh mantan partainya, sementara beberapa kader PDIP juga melontarkan kritik tajam terhadap dirinya.

Situasi ini semakin pelik setelah muncul kabar tentang utusan misterius yang diduga meminta PDIP untuk tidak memecat Jokowi dari keanggotaan partai.

Namun, kabar tersebut kemudian dibantah langsung oleh Jokowi.

Dengan strategi framing yang dimainkan berbagai pihak, hubungan Jokowi dan PDIP tampaknya masih akan terus menjadi sorotan utama dalam dinamika politik nasional. **