Laporan Jurnalis: Fadila Sangkut/ Tribunepos Ogan Ilir
OGAN ILIR, TRIBUNEPOS – Senyum hangat Rahmanisawati, SPd, menyambut para guru dan siswa di halaman SMPN 1 Pemulutan Selatan pada Jumat pagi (3/10/25).
Bagi perempuan yang kini memimpin sekolah ini, pendidikan bukan sekadar mengajar, melainkan juga membimbing, merangkul, dan menumbuhkan karakter anak didik.
Seusai mengikuti Bimbingan Teknis Fasilitator BK Nasional dari Kemendikdasmen, Rahmanisawati tak ingin hasil pelatihan berhenti di ruang seminar.
Ia langsung menghidupkan gagasan itu di sekolahnya melalui program “7 Jurus BK Hebat” – sebuah pendekatan bimbingan konseling yang menekankan pentingnya mengenali potensi siswa, mengelola emosi, menumbuhkan resiliensi, menjaga konsistensi, menjalin koneksi dengan orang tua, membangun kolaborasi, hingga menata situasi belajar yang kondusif.
“BK harus menjadi ruang yang nyaman, bukan tempat yang ditakuti siswa. Di sinilah mereka bisa belajar mengenali diri, mengatur emosi, dan bangkit ketika jatuh,” kata Rahmanisawati, matanya berbinar.
Di bawah kepemimpinannya, sekolah mulai membangun ruang konseling yang lebih ramah, forum komunikasi dengan orang tua, serta mengoptimalkan peran guru BK.
Perlahan, suasana sekolah berubah, siswa lebih terbuka berbagi cerita, guru merasa lebih terhubung, dan orang tua ikut terlibat dalam proses belajar.
Langkah Rahmanisawati tak berhenti di situ. Kini, ia juga tengah berproses sebagai salah satu Fasilitator Nasional yang mendampingi calon fasilitator daerah di Sumatera Selatan melalui BGTK Sumael.
Perannya meluas, dari satu sekolah kecil di Pemulutan Selatan menjadi bagian dari gerakan besar memperkuat layanan bimbingan konseling di berbagai sekolah.
“Harapan saya sederhana, agar 7 Jurus BK Hebat ini bisa menjadi budaya di sekolah, bukan sekadar program,” ujarnya lirih.
Ketekunan Rahmanisawati menjadikannya sosok yang dihormati. Bagi para guru, ia adalah pemimpin yang mampu menggerakkan.
Bagi siswa, ia adalah pendengar yang tulus. Dan bagi dunia pendidikan, ia adalah bukti bahwa perubahan bisa lahir dari satu tekad, membimbing dengan hati. **