Scroll untuk baca artikel
BeritaOgan IlirViral

Sepeda Kopi, Daya Tarik Baru di Tepian Jembatan Tanjung Senai

×

Sepeda Kopi, Daya Tarik Baru di Tepian Jembatan Tanjung Senai

Sebarkan artikel ini
Kopi Sepeda di tepian Jembatan Tanjung Senai, menjadi daya tarik tersendiri di Ogan Ilir. Aroma kopinya menyeruak dari sebuah sepeda yang diparkir di tepi jalan. (Foto: Adya/ Tribunepos) 
Laporan: Adya Aprillandi Cahya/ Jurnalis Magang Tribunepos

OGAN ILIR, TRIBUNEPOS Menjelang senja di Jembatan Tanjung Senai, Ogan Ilir, aroma kopi menyeruak dari sebuah sepeda yang diparkir di tepi jalan. Dari balik sepeda yang disulap menjadi cafe sederhana yang menempel di sepeda itu, David (40) sibuk meracik minuman untuk pelanggan yang mulai berdatangan.

David bukan sekadar menjual kopi. Ia menawarkan pengalaman berbeda, menyeruput secangkir kopi hangat sambil menikmati panorama jembatan yang menjadi ikon Kabupaten Ogan Ilir.

“Awalnya cuma hobi, karena keterbatasan modal, ya saya coba dengan sepeda ini,” ujar David kepada Tribunepos, Rabu sore, 20 Agustus 2025.

Menu yang ditawarkan pun beragam. Mulai kopi hitam, kopi susu, hingga pilihan non-kopi. Pada akhir pekan, David menyiapkan menu spesial, red velvet. Minuman manis berwarna merah itu justru menjadi favorit sebagian pengunjung, terutama anak muda yang gemar berswafoto.

Konsep praktis membuat usaha ini bertahan. Untuk kopi susu, misalnya, espresso sudah ia persiapkan dari rumah.

“Jadi nggak perlu bawa mesin besar-besar, cukup racik di sini,” katanya.

Meski omzet tidak menentu—kadang nihil pembeli, kadang bisa tembus Rp200 ribu sehari—David tetap bersemangat. Ia menata lesehan sederhana bagi pelanggan agar lebih betah. Sore itu, beberapa pengunjung tampak duduk santai sambil menyeruput kopi, menikmati semilir angin dari arah danau.

Tidak ada ancaman serius bagi usahanya. Yang ada justru apresiasi dari warga sekitar yang menilai sepeda kopi keliling ini memberi warna baru di kawasan Tanjung Senai.

Bagi David, secangkir kopi dari sepedanya bukan hanya soal bisnis kecil-kecilan. Ia ingin menunjukkan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti berkreasi.

“Selama masih ada kopi, ada semangat,” ucapnya tersenyum.

**