OGAN ILIR, TRIBUNEPOS — Tim dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sriwijaya menggelar program pengabdian masyarakat di Yayasan Pondok Pesantren Nurul Hilal, Desa Senuro, pada 31 Oktober hingga 2 November 2025.
Kegiatan ini menyoroti dua isu penting dunia pendidikan Islam, yakni penguatan moderasi beragama berbasis kearifan lokal dan literasi digital di kalangan siswa madrasah.
Dua kelompok dosen terlibat dalam kegiatan tersebut. Tim pertama mengangkat tema “Pelatihan Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal” bagi guru MA dan MTs Nurul Hilal, dipimpin oleh Dr. Nurhasan, MAg dengan anggota Nurbuana, SAg, MPdI, Dr. Apriyanti, MPdI, dan Fitriana, MPdI.
Sementara tim kedua yang diketuai Dra. Sri Safrina, MPdI berfokus pada “Literasi Digital dan Etika Bermedia Sosial” untuk siswa MA Nurul Hilal, bersama anggota Endang Switri, MPdI, Abdul Gofur, SS, MPdI, dan Nurbuana, SAg, MPdI.
Ketua Tim Pengabdian, Dr. Nurhasan, MAg, mengatakan kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen akademisi Universitas Sriwijaya dalam mendukung pembangunan karakter dan pendidikan moderat di madrasah.
“Moderasi beragama perlu terus dirawat dan ditransformasikan di lembaga pendidikan Islam. Guru bukan hanya penyampai ilmu, tapi juga teladan sikap toleran dan penghargaan terhadap perbedaan,” ujar Nurhasan.
Ia menambahkan, pendekatan berbasis kearifan lokal penting agar nilai-nilai kebersamaan dan kedamaian yang hidup di masyarakat dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran. Selain itu, literasi digital bagi siswa juga dianggap mendesak di tengah derasnya arus informasi.
“Madrasah perlu membekali siswa agar bijak, kritis, dan bertanggung jawab dalam bermedia sosial. Dunia digital harus jadi ruang belajar, bukan ladang ujaran kebencian,” tegasnya.
Ketua Yayasan Nurul Hilal, Armedi, SPdI, menyampaikan apresiasi tinggi kepada tim pengabdian FKIP Unsri. Ia menilai kegiatan ini relevan dengan tantangan pendidikan Islam di era digital.
“Lembaga pendidikan kini dituntut tidak hanya unggul akademik, tapi juga membentuk karakter moderat dan berakhlak. Literasi digital menjadi bekal penting bagi siswa agar tak mudah terjebak informasi palsu,” katanya.
Armedi juga menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai kearifan lokal sebagai pondasi keharmonisan dan toleransi di lingkungan madrasah.
Ia berharap kerja sama dengan Universitas Sriwijaya dapat terus berlanjut dan membawa dampak berkelanjutan.
Program pengabdian masyarakat ini menjadi bagian dari agenda rutin FKIP Unsri dalam memperkuat sinergi kampus dengan lembaga pendidikan berbasis keagamaan di Sumatera Selatan.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para guru dan siswa madrasah mampu menjadi agen perubahan, menyebarkan semangat moderasi, kedamaian, dan etika bermedia yang bertanggung jawab. (*)
Jurnalis: Zahrah Amiya Tasya












