Scroll untuk baca artikel
ArtikelBeritaBerita UtamaNasionalPendidikan

Jalan Rawan Kecelakaan, Nasib Masa Depan Pelajar Ogan Ilir Terancam: Menanti Solusi!

×

Jalan Rawan Kecelakaan, Nasib Masa Depan Pelajar Ogan Ilir Terancam: Menanti Solusi!

Sebarkan artikel ini
Jalan Rawan Kecelakaan, Nasib Masa Depan Pelajar Ogan Ilir Terancam: Menanti Solusi! (Dok. Tribunepos.umbaran.com/ Aset)

Penulis: Komaini A. Fuadi (Pemerhati Pendidikan Ogan Ilir dan Guru SMA Negeri 1 Indralaya Utara)

OGAN ILIR, TRIBUNEPOS.COM – PAGI yang seharusnya cerah bagi Satrio berubah menjadi mimpi buruk. Sebelum pulang sekolah, ia terpaksa harus bolos karena kaki kanannya terasa sakit. Motor yang dikendarai ayahnya untuk mengantarnya ke sekolah pagi tadi terpeleset saat menghindari truk tronton angkutan barang yang sibuk melintas di Jalintim ruas Tanjung Raja-Indralaya.

Truk-truk besar itu bukan pemandangan asing di jalur tersebut, tapi tetap saja membawa risiko yang tak terduga bagi pengguna jalan lainnya.

“Ngapela idak liwat tol bae, ade duet’e sopir itu,” gerutu seorang pengguna jalan yang ikut membantu evakuasi setelah insiden tersebut.

Perkataan tersebut menggambarkan keprihatinan dan frustasi warga terhadap keadaan jalan yang semakin tidak aman, terutama bagi pelajar yang harus menempuh perjalanan setiap hari.

Jalan Lintas Sumatera, sebagai salah satu jalan nasional utama, selalu dipadati oleh berbagai jenis kendaraan khusunya di waktu pagi saat jam masuk sekolah.

Kondisi ini dianggap lumrah, namun di balik “kelumrahan” tersebut, terdapat ancaman serius bagi keselamatan pengguna jalan, terutama anak-anak yang merupakan pewaris masa depan Kabupaten Ogan Ilir.

Masyarakat berharap ada perhatian lebih dari pemerintah dan instansi terkait untuk mengatasi masalah ini.

Data dari Satuan Polisi Lalu Lintas Resort Ogan Ilir memperlihatkan peningkatan angka kecelakaan yang melibatkan pelajar pada tahun 2024. Angka ini naik dibandingkan tahun sebelumnya, dengan beberapa korban dari kalangan pelajar sudah tercatat.

Fakta ini menunjukkan betapa rentannya pelajar terhadap bahaya di jalan raya, khususnya pada jam-jam sibuk antara pukul 06.00-08.00 WIB ketika kendaraan angkutan barang juga aktif beroperasi.

Berbicara tentang solusi, ada beberapa terobosan yang bisa diambil oleh pemerintah untuk mengurangi risiko kecelakaan. Salah satunya adalah pemberlakuan jam khusus untuk kendaraan angkutan barang.

Dengan pembatasan waktu melintas, akan ada ruang yang lebih aman bagi orang tua yang mengantar anak-anak mereka ke sekolah. Selain itu, langkah ini juga dapat membantu menjaga kualitas udara dan mengurangi polusi yang dihasilkan oleh kendaraan berat.

Jika terobosan ini diterapkan, sekolah-sekolah di sepanjang Jalintim akan menjadi lebih aman dan nyaman bagi para siswa.

Seragam mereka akan tetap bersih dari debu dan kotoran jalan, dan mereka bisa belajar dengan tenang tanpa harus merasa khawatir akan keselamatan perjalanan mereka.

Namun, untuk mewujudkan perubahan ini, diperlukan komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak, terutama pemerintah daerah dan instansi terkait.

Mereka harus duduk bersama, merumuskan kebijakan yang efektif, dan memastikan implementasinya berjalan dengan baik. Semua ini demi keselamatan dan kesejahteraan generasi penerus Kabupaten Ogan Ilir.

Pertanyaannya sekarang adalah: Apakah pemerintah siap menjadikan masalah ini sebagai prioritas utama? Kesehatan dan keselamatan anak-anak kita tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Sudah saatnya tindakan nyata diambil untuk memastikan bahwa perjalanan mereka ke sekolah adalah perjalanan yang aman dan bebas dari ancaman kecelakaan. (*)