Laporan Jurnalis: Komaria/ Tribunepos Ogan Ilir
OGAN ILIR, TRIBUNEPOS – Riuh tawa anak-anak mewarnai halaman rumah warga Desa Tanjung Alai, Senin (22/9/25). Tepat pukul 10.40 WIB, setelah prosesi akad nikah usai, kerumunan segera menanti momen yang selalu ditunggu: tradisi lempar permen dan rebutan bendera.
Permen yang dilemparkan ke udara bukan sekadar manisan. Bagi masyarakat Tanjung Alai, ia menjadi simbol penerimaan dan sukacita atas hadirnya keluarga baru.
Anak-anak dan remaja berlarian berebutan, sementara orang dewasa tersenyum menyaksikan suasana penuh semangat itu.
Hamdi, Ketua Lembaga Adat Tanjung Alai, menjelaskan bahwa tradisi ini sarat makna simbolis.
“Lempar permen menandakan kebahagiaan yang dibagi kepada semua. Sementara rebutan bendera menggambarkan semangat, kegembiraan, sekaligus restu masyarakat atas ikatan baru,” katanya kepada Tribunepos.
Tradisi ini juga hadir dalam acara syukuran kelahiran anak. Masyarakat percaya, keriuhan dan kebersamaan dalam rebutan itu menjadi doa agar keluarga yang baru terbentuk diberkahi keceriaan dan rezeki melimpah.
Meski sederhana, lempar permen tetap bertahan di tengah arus modernisasi. Bagi warga Tanjung Alai, ia bukan sekadar hiburan, melainkan warisan budaya yang merekatkan kebersamaan sekaligus menegaskan identitas desa. **