Penulis: Zahrah Amiya Tasya/ Jurnalis Tribunepos
Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) di Desa Sejaro Sakti, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir. (Foto: Tribunepos)
OGAN ILIR, TRIBUNEPOS – Pagi itu di Desa Sejaro Sakti, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, tampak lebih ramai dari biasanya. Warga berdatangan ke rumah Kepala Desa, Ali Zahir, sejak pukul delapan lewat tiga puluh menit.
Mereka datang dengan wajah sumringah, sebagian menggenggam tas kecil usang berisi dokumen, sebagian lain menenteng KTP, bersiap mengikuti penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) tahun anggaran 2025.
Suasana berlangsung hangat. Di teras rumah yang sederhana itu, Camat Indralaya Tofan Arnol, Kasi PMD, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Ketua BPD, bidan desa, hingga pendamping desa ikut hadir.
Warga penerima manfaat duduk rapi menunggu giliran, sebagian berbincang ringan tentang harga beras dan rencana panen di sawah.
Tahun ini, ada 15 keluarga penerima BLT-DD di Sejaro Sakti. Sebanyak 13 orang hadir langsung, sementara dua lainnya berhalangan karena sakit.
Kepala Desa Ali Zahir memastikan, mereka yang tak bisa datang tetap mendapat haknya—dengan penyaluran langsung ke rumah disertai pembubuhan sidik jari sebagai bukti penerimaan.
“Harapan kami, pembagian BLT ini bisa terus berjalan seiring pembangunan desa. Pemerintah pusat perlu melihat bagaimana dana desa benar-benar kami salurkan untuk warga,” ujar Ali Zahir di sela kegiatan, Kamis (23/10/25) .
Ali berbicara lugas namun penuh empati. Ia menyadari bahwa dana desa bukan hanya soal angka, melainkan soal amanah. Karena itu, ia tegas menjaga agar bantuan tidak disalahgunakan.
“Siapa pun dalam keluarga yang main slot akan diberhentikan. Kalau ada yang pakai narkoba, kami akan kerja sama dengan BNN untuk rehabilitasi, bukan ditangkap,” katanya menegaskan.
Ali juga menyinggung soal hiburan desa. Selama empat hingga lima tahun terakhir, Sejaro Sakti meniadakan hiburan remix dalam setiap acara masyarakat.
“Kami ingin menjaga ketenteraman. Tidak ada lagi remix di desa kami, itu sudah kesepakatan bersama,” ujarnya disambut anggukan warga.
Dari sisi pemerintahan, Camat Indralaya Tofan Arnol menekankan pentingnya ketertiban administrasi dalam penyaluran BLT-DD.
“Semua penerima harus membubuhkan sidik jari sendiri. Jangan diwakilkan, agar bantuan tepat sasaran,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa tahun ini penyaluran BLT-DD berlangsung empat tahap penuh.
Namun, nasib program di tahun 2026 masih menunggu keputusan Kementerian Desa.
Di sudut ruangan, Basyiah (62), seorang perempuan renta, tampak menatap amplop bantuan yang baru diterimanya. Pandangannya samar—ia mengaku penglihatannya tak lagi jelas. Tapi senyum tetap mengembang di wajahnya.
“Alhamdulillah, terima kasih sudah dapat bantuan. Bisa beli beras, bisa buat kebutuhan harian. Semoga Pak Kades sehat selalu,” ucapnya lirih.
Penyaluran BLT-DD triwulan ketiga ini menjadi bukti kecil dari arti besar dana desa -menghadirkan kesejahteraan hingga ke pintu rumah warga. Dan di Sejaro Sakti, amanah itu terus dijaga—dengan disiplin, empati, dan semangat kebersamaan. (*)












